Survei: Ini yang Jadi Momok Pengguna sebelum Beralih ke Pembayaran Digital

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 14 Oktober 2021 | 16:25 WIB
Survei: Ini yang Jadi Momok Pengguna sebelum Beralih ke Pembayaran Digital
Ilustrasi pembayaran digital. [Freepik]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Studi Kaspersky baru-baru ini mengungkap, keamanan dan kenyamanan memicu lebih banyak pengguna di Asia Pasifik untuk merangkul teknologi keuangan.

Ketika ditanya tentang persiapan mereka sebelum menggunakan mobile banking dan aplikasi pembayaran, pengguna pertama kali, kekhawatiran mereka tertinggi adalah takut kehilangan uang secara online (48 persen).

Mereka juga takut menyimpan data keuangan secara online (41 persen). Hampir 4 dari 10 juga mengungkapkan bahwa mereka tidak mempercayai keamanan platform ini.

Lebih dari seperempat juga menganggap teknologi ini terlalu merepotkan dan membutuhkan banyak kata sandi atau pertanyaan (26 persen), sementara 25 persen mengaku perangkat pribadi mereka tidak cukup aman.

Baca Juga: Kominfo: Ada 888 Juta Ancaman Siber di Indonesia Sepanjang 2021

“Untuk mendorong ekonomi digital yang aman ke depan, penting bagi kami untuk mengetahui titik kesulitan para pengguna dan mengidentifikasi celah yang perlu segera kami tangani," Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, Chris Connell.

Menurutnya, publik sadar akan risiko yang menyertai transaksi online dan karena itu, pengembang dan penyedia aplikasi pembayaran seluler sekarang harus melihat celah keamanan siber di setiap tahap proses pembayaran dan menerapkan fitur keamanan.

Ilustrasi kejahatan siber [Shutterstock].
Ilustrasi kejahatan siber [Shutterstock].

"Bahkan, pendekatan desain yang aman untuk mendapatkan kepercayaan penuh dari masa depan dan pengguna pembayaran digital yang sudah ada turut menjadi perhatian,” tambah Connell salam jumpa pers virtual, Kamis (14/10/2021).

Penelitian tersebut juga mengungkap bahwa uang tunai masih menjadi raja, setidaknya untuk saat ini.

Di Asia Pasifik dengan 70 persen responden masih menggunakan catatan fisik untuk transaksi sehari-hari mereka.

Baca Juga: Kaspersky: Daftar Serangan Siber Merugikan secara Finansial Periode 2021

Namun, pembayaran mobile dan aplikasi mobile banking tidak jauh tertinggal dengan 58 persen dan 52 persen pengguna menggunakan platform ini, setidaknya sekali seminggu hingga lebih dari sekali sehari untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan keuangan mereka.

"Dari statistik tersebut, kami dapat menyimpulkan bahwa pandemi telah memicu lebih banyak orang untuk terjun ke ekonomi digital, yang dapat sepenuhnya menurunkan penggunaan uang tunai di kawasan ini dalam tiga hingga lima tahun ke depan,” tukasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI