Konsolidasi Operator Disebut Percepat Pemerataan Jaringan 4G/LTE di Indonesia

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 14 Oktober 2021 | 08:59 WIB
Konsolidasi Operator Disebut Percepat Pemerataan Jaringan 4G/LTE di Indonesia
Ilustrasi jaringan 4G LTE. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Konsolidasi bisnis antara operator Indosat Ooredoo dengan Hutchison 3 Indonesia memberi angin segar bagi proses transformasi digital di Indonesia.

Terutama dalam hal pemerataan jaringan 4G/LTE yang merupakan persyaratan mutlak untuk akses internet yang dibutuhkan dalam transformasi digital.

Tugas dan pekerjaan pemerintah menyediakan jaringan 4G/LTE khususnya di daerah yang selama ini tak terjangkau, diharapkan akan terbantu oleh aksi korporasi berupa konsolidasi operator.

Hingga 2023 mendatang pemerintah tengah menggenjot pembangunan infrastruktur guna pemerataan jaringan 4G/LTE hingga pelosok daerah yang selama ini belum terjangkau sinyal operator.

Baca Juga: Jaringan 4G 3 Indonesia Kini Bisa Dinikmati Masyarakat di 70 Desa Terpencil

Permintaan akses 4G/LTE terus meningkat dari waktu ke waktu.

Menurut Ian Joseph Matheus Edward, Dosen ITB sekaligus Ketua Pusat Studi Kebijakan Industri dan Regulasi Telekomunikasi Indonesia-ITB (PIKERTI-ITB), permintaan akan akses internet meningkat pesat dan hal itu terjadi saat pandemic Covid-19.

Ilustrasi internet. (freestock.com)
Ilustrasi internet. (freestock.com)

“Baik untuk bersilatirahmi, mempererat ikatan keluarga, pendidikan, dan pembelajaran, perdagangan maupun hiburan,” ujarnya dalam keterangan resminya, Kamis (14/10/2021).

Data dari APJII memperlihatkan peningkatan pemakaian akses internet untuk belanja online, hiburan, hingga permainan (games).

Catatan World Bank 2021, menunjukkan Indonesia merupakan urutan ke-5 paling aktif di dunia maya (internet), di bawah Filipina, Brazil, Thailand dan Kolombia.

Baca Juga: XL Axiata - Huawei Bangun Jaringan 4G di Area Terpencil

Ian menyebutkan, penetrasinya telah mencapai 98 persen. Angka ini melebihi Malaysia, Brunei, Vietnam, dan Filipina.

Dengan modal seperti ini seharusnya operator lebih mudah untuk melakukan ekspansi jaringan 4G/LTE.

Kehadiran jaringan 4G/LTE bukan sekadar sebagai penghubung sebuah daerah dengan wilayah lain yang lebih luas, tapi juga dapat meningkatkan taraf hidup dan perekonomian.

Sehingga konsolidasi ini dapat mempercepat pemerataan pembangunan, khususnya di daerah 3T (terdepan, terluar , tertinggal).

Ian mencermati Indosat Ooredoo dan Tri memiliki prestasi dalam hal penyediaan akses internet yang sangat baik dibandingkan dengan operator lain selain Telkomsel.

Ada tiga pengukuran yaitu kecepatan download, kecepatan upload san tingat latensi.

Selama ini, baik Indosat Ooredoo maupun Tri umumnya baru memenuhi seputaran Indonesia bagian Barat dan sedikit Indonesia Tengah.

Ilustrasi Tower Telekomunikasi [Shutterstock]
Ilustrasi Tower Telekomunikasi [Shutterstock]

Salah satu bentuk konsolidasi terkait pembangunan jaringan 4G/LTE, menurut Ian adalah dengan melakukan relokasi BTS 4G/LTE. Namun tidak hanya sekadar memindahkan.

“Tetapi juga sambil mempelajari karakter di daerah yang akan diekspansi,” ujar Ian.

Mempelajari karakter yang dimaksud adalah agar skala ekonomi, bisnis dan penggunaannya benar-benar memberi manfaat.

Konsolidasi dapat mendorong efisiensi dan efektifitas sumber daya yang dimilki keduanya sehingga mampu membangun dengan cakupan yang lebih luas.

“Salah satu prasyarat merger adalah harus bersedia melakukan ekspansi ke daerah lain. Pemerintah harus menagih secara rinci pelaksanaan perluasan layanan mereka. Karena lisensi penyelenggaraan telekomunikasi khususnya linsensi selular 4G/LTE adalah lisensi nasional, sehingga layaknya semua operator menyediakan jaringan di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Namun pemerintah juga harus menyiapkan ekosistem yang mendukung pemakaian jaringan 4G/LTE, di antaranya ketersediaan pasokan bahan bakar atau listrik, pemberdayaan sektor bisnis masyarakat dan UMKM, pengoperasian logistik dan transportasi, dan berbagai hal lainnya.

Bila ekosistemnya mendukung, Ian menjamin pemanfaatan 4G/LTE tak akan sia-sia.

Selain pemerataan jaringan 4G/LTE, tantangan bagi operator konsolidasi adalah merancang skema tarif baru yang tepat dan terjangkau guna memperoleh pelanggan yang setia.

Service level aggrement (SLA) yang ditingkatkan termasuk pengembangan teknologi adalah bagian lain yang harus dijamin kepada pelanggan.

Ilustrasi smartphone (pixabay)
Ilustrasi smartphone (pixabay)

Tarif baru seharusnya dapat terjangkau masyarakat tapi juga tidak merugikan operator. Sehingga asas utama telekomunikasi adalah memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dapat tercapai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI