Suara.com - Presiden RI Joko Widodo mengatakan bangsa Indonesia harus arif dalam mengembangkan teknologi, di tengah gelombang perubahan dunia yang menimbulkan ketidakpastian tinggi.
Hal tersebut disampaikan Presiden dalam arahannya pada Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIII dan Penyelenggaraan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXII Tahun 2021 Lemhanas RI, di Istana Negara, Jakarta, Rabu.
"Ketidakpastian dunia sekarang ini tinggi sekali. Oleh sebab itu kita betul-betul membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kita harus semakin arif mengembangkan teknologi, sekaligus aktif juga mengakuisisi teknologi- teknologi baru terutama teknologi digital," jelas Presiden sebagaimana disaksikan melalui tayangan langsung Youtube Sekretariat Presiden di Jakarta, Rabu (13/10/2021).
Presiden mengatakan revolusi industri 4.0, disrupsi teknologi, serta pandemi, mempercepat gelombang perubahan di dunia sehingga menimbulkan ketidakpastian tinggi.
Baca Juga: Ekspor CPO Bakal Disetop, Ini yang Diinginkan Presiden Jokowi
Presiden mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati, karena saat ini banyak negara yang mengalami perubahan dan berdampak pada negara lain.
Di sisi lain Kepala Negara juga mengingatkan bahwa data merupakan sumber daya berharga yang harus dijaga. Presiden juga mengatakan pentingnya memberikan perhatian pada pengembangan sumber daya manusia.
Menurut dia pendidikan tinggi harus memfasilitasi mahasiswa untuk mengembangkan talenta.
"Jangan dipagari oleh program-program studi di fakultas yang justru membelenggu. Karena semuanya nanti akan hybrid, hybrid knowledge, hybrid skill, semua akan kesana sehingga yang namanya mahasiswa harus paham semua, matematika, bahasa ilmu komputer, bahasa bukan bahasa Inggris aja tapi bahasa coding lebih penting ke depan," jelasnya.
Presiden menekankan akan banyak pekerjaan yang hilang ke depan, digantikan pekerjaan baru. Dia memberikan contoh, pekerjaan kasir yang dulu sangat penting kini sudah digantikan dengan pengelolaan e-payment.
Baca Juga: FPI Masuk Daftar Organisasi Hitam Facebook, Slamet Maarif Curiga Ulah Rezim Jokowi
Kemudian, pekerjaan penerjemah digantikan aplikasi penerjemah, insinyur dan dokter digantikan dengan advance robotic dan lain sebagainya.
"Perkembangan-perkembangan seperti ini kalau tidak segera kita antisipasi, bisa tertinggal kita. Jadi dokter di fakultas kedokteran harus segera mulai ada mata kuliah robotic sehingga skill hal-hal baru selalu di-update teknologinya, karena mungkin yang diajarkan guru dosen semester ini, semester depan sudah usang," katanya.
Lebih lanjut, Presiden mengatakan pihaknya sudah menyampaikan di forum para rektor mengenai hal ini.
"Harus ada perubahan-perubahan secara fundamental dan cepat untuk mengantisipasi perubahan-perubahan itu," jelasnya. [Antara]