Tapi, juru bicara itu mengonfirmasi, kebijakan ini tidak mencakup iklan yang mempromosikan pelacakan aktivitas anak atau tempat kerja yang memantau perangkat karyawan mereka.
Kebijakan tersebut juga mengecualikan layanan investigasi pribadi, meskipun Google tidak akan mengatakan apakah atau bagaimana menentukan untuk tujuan apa aplikasi digunakan.
Malwarebytes, anggota pendiri Coalition Against Stalkerware, sekelompok perusahaan yang berkomitmen untuk memerangi ancaman yang berkembang dari stalkerware, mengatakan tahun lalu bahwa kebijakan itu “tidak lengkap”.
Pasalnya, dapat memungkinkan pembuat stalkerware untuk melewati aturan dengan mengubah wajah dari apa yang yang mereka jual, tanpa mengubah teknologi inti di dalamnya.
Juru bicara Google menolak memberikan secara spesifik tentang cara kerja penegakan Google, tetapi mengatakan, melihat kombinasi faktor untuk menentukan apakah sebuah iklan melanggar kebijakannya.
Mulai dari melihat teks dan gambar iklan, bagaimana produk dipromosikan dan halaman arahan iklan saat diklik.
![Logo Google. [Mitchell Luo/Unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/05/21/99740-logo-google.jpg)
TechCrunch menemukan bahwa beberapa aplikasi penguntit menggunakan berbagai teknik untuk berhasil menghindari larangan Google pada aplikasi periklanan untuk pengawasan mitra dan dapat membuat iklan Google disetujui.
Mulai September, Google mengatakan akan menangguhkan akun pengiklan selama tiga bulan yang berulang kali melanggar kebijakan iklannya, termasuk mempromosikan spyware untuk menargetkan pasangan.
Baca Juga: Honor Kembali Luncurkan Smartphone Beraplikasi Google