Suara.com - Aplikasi pemantauan data kualitas udara lokal, Nafas, berekspansi jaringan sensor kualitas udara di Bandung dan Surabaya.
Terdapat sembilan sensor yang ditempatkan di dua kota tersebut yakni lima sensor di Bandung dan sisanya di Surabaya.
Di Bandung, sensor kualitas udara akan ditempatkan di wilayah Kayuambon, Sukamenak, Kertamulya, Manjahlega, dan Lagadar.
Sementara di Surabaya, akan dioperasikan di Medokan Ayu, Kertajaya, Jemur Wonosari, dan Krembangan Selatan.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca dan Kualitas Udara Bekasi, Cikarang, Karawang Selasa 12 Oktober 2021
Jumlah sensor udara Nafas yang beroperasi termasuk di Jabodetabek, Bali dan D.I Yogyakarta sebanyak 130 sensor.
Setiap sensor yang ditempatkan akan memberikan data kualitas udara secara real-time bagi pengguna melalui aplikasi.
"Merupakan misi Nafas sejak awal untuk terus berekspansi ke kota-kota besar di Indonesia untuk memastikan data kami dapat diakses dan memberikan manfaat untuk setiap individu di Indonesia," kata Co-Founder dan CEO Nafas, Nathan Roestandy, dilansir laman Antara, Selasa (12/10/2021).
Dia mengatakan, ekspansi ke wilayah Bandung dan Surabaya, merupakan langkah penting dalam merealisasikan misi ini.
"Langkah ini sekaligus menjadi awal dari perluasan kami di kota-kota lainnya pada tahun 2022," ujarnya.
Baca Juga: Teruntuk Para Jomblo, 5 Aplikasi Cari Jodoh Ini Paling Populer
Seiring tumbuhnya komunitas pengguna melalui aplikasi maupun media sosial, Nafas diklaim mampu melakukan pin point secara spesifik di lokasi-lokasi Bandung dan Surabaya.
Tujuannya agar masyarakat lokal dapat mengakses data kualitas udara di lokasi-lokasi tersebut secara akurat.
Mereka yang ingin berkontribusi secara sukarela untuk menjadi host sensor udara dari Nafas, bisa mendaftarkan diri melalui aplikasi Nafas yang tersedia di iOS App Store dan Android Play Store.