Suara.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan kehadiran teknologi digital telah membantu pemerintah mencapai target inklusi keuangan.
“Pada 2024 kami yakin inklusi keuangan dapat mencapai target 90 persen. Dengan kehadiran digitalisasi ini, kami ingin sampaikan bahwa seluruh anak SMP (sekolah menengah pertama) harus sudah masuk ke ekosistem tabungan digital,” kata Wimboh dalam OJK Virtual Innovation Day 2021 secara daring yang dipantau di Jakarta, Senin.
Pada 2019, inklusi keuangan tercatat telah mencapai 76,19 persen atau meningkat dibandingkan tahun 2016 dimana inklusi keuangan baru mencapai 67,08 persen.
Wimboh menambahkan bahwa OJK baru saja menerbitkan kebijakan terkait bank digital untuk memberi ruang bagi perbankan yang hendak masuk ke dalam ekosistem digital.
Baca Juga: OJK Minta Siswa SMP Segera Bikin Tabungan Bank Digital
Dengan ini, OJK juga berharap perbankan dapat mengembangkan produk dan layanan berbasis digital, baik untuk bank berskala besar, menengah, maupun kecil, termasuk bank perkreditan rakyat (BPR).
Di samping itu, OJK juga akan terus mendorong pengembangan produk asuransi berbasis teknologi atau insurtech. Untuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), OJK juga akan terus mendorong pelaku UMKM agar dapat go digital.
“Kami membangun ekosistem agar UMKM bisa mendapatkan manfaat dengan kehadiran digitalisasi dan kami sudah mulai dengan peer to peer lending yang memberi manfaat lebih besar,” kata Wimboh.
Ia mengatakan dengan teknologi finansial berupa peer to peer lending, masyarakat dapat melaksanakan urun dana. Dengan ini, UMKM pun memiliki ruang lebih besar untuk mengakses pembiayaan yang lebih murah dan cepat.
“Dari segi pemasaran produk kami juga ingin membawa UMKM ke ekosistem e-commerce sehingga kami membuat Kampus UMKM untuk membantu mereka masuk ke ekosistem e-commerce yang bisa membuat mereka menjual produk ke seluruh penjuru dunia,” imbuhnya.