Facebook Coba Hentikan Penjualan Lahan Hutan Hujan Amazon di Marketplace-nya

Dythia Novianty Suara.Com
Sabtu, 09 Oktober 2021 | 11:34 WIB
Facebook Coba Hentikan Penjualan Lahan Hutan Hujan Amazon di Marketplace-nya
Kawasan hutan Amazon. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menjual tanah di kawasan konservasi ekologi biasanya ilegal dan dapat berdampak negatif pada flora, fauna, dan orang-orang yang tinggal di sana.

Facebook mengumumkan pada Jumat (8/10/2021) waktu setempat bahwa mengubah kebijakan perdagangannya.

Secara eksplisit, melarang penjualan tanah yang dilindungi di platform Facebook dan Instagram serta WhatsApp-nya.

Pengumuman Facebook muncul setelah investigasi BBC Februari lalu ke Marketplace-nya yang menemukan orang secara ilegal menjual sebidang tanah besar di hutan hujan Amazon Brasil di alternatif Craigslist Facebook.

Baca Juga: Facebook dan Instagram Kembali Down Selama 2 Jam

Temuan BBC tersebut, plot sering dijual tanpa sertifikat tanah resmi yang menunjukkan kepemilikan, didorong oleh deforestasi Amazon yang disebabkan oleh industri ternak Brasil.

"Jejaring sosial tersebut awalnya tidak ingin secara independen menghentikan penjualan tanah ilegal di Amazon karena kebijakan perdagangan Facebook mengharuskan pembeli dan penjual untuk mematuhi hukum dan peraturan," kata perusahaan itu kepada BBC pada Februari.

Ilustrasi Facebook. [Shutterstock]
Ilustrasi Facebook. [Shutterstock]

Sekarang beberapa bulan (dan skandal) kemudian, Facebook mengambil sikap yang lebih keras, sebagaimana melansir laman The Verge, Sabtu (9/10/2021).

“Tidak boleh mempromosikan pembelian atau penjualan hewan atau produk hewan, atau lahan di kawasan konservasi ekologis,” bunyi kebijakan terbaru Facebook.

Perusahaan juga berencana untuk melakukan daftar referensi silang, terhadap database lahan yang dilindungi untuk mengidentifikasi siapa saja yang melanggar kebijakannya.

Baca Juga: Lagi! Facebook dan Instagram Down

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI