Nobel Sastra 2021 Dimenangkan Abdulrazak Gurnah

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 07 Oktober 2021 | 21:32 WIB
Nobel Sastra 2021 Dimenangkan Abdulrazak Gurnah
Nobel Sastra 2021 dimenangkan Abdulrazak Gurnah, demikian diumumkan pada Kamis (7/10/2021). [nobelprize.org]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Abdulrazak Gurnah, novelis asal Tanzania, memenangkan Nobel Sastra 2021 demikian diumumkan Akademi Swedia pada Kamis (7/10/2021).

Gurnah, 72, memenangkan Nobel Sastra 2021 karena novel-novelnya dinilai telah berhasil "mempenetrasi efek kolonialisme dan nasib para pengungsi tanpa kenal kompromi dan dengan penuh belas kasih."

Gurnah adalah penulis kulit hitam asal Afrika kedua yang memenangkan Nobel Sastra setelah Wole Soyinka, sastrawan asal Nigeria memenangkan penghargaan tersebut pada 1986.

Novel-novel Gurnah antara lain adalah Paradise - yang berlatar belakang Afrika Timur selama Perang Dunia I, Desertion, dan yang terbaru Afterlives demikian diwartakan Reuters.

Baca Juga: Daftar Penerima Hadiah Nobel 2020

Gurnah meninggalkan Afrika sebagai pengungsi pada 1960an. Ia, kala itu seorang pelajar, terusir dari negerinya akibat penganiayaan terhadap warga keturunan Arab di Zanzibar, wilayah bekas jajahan Inggris.

Ia baru bisa kembali ke Zanzibar pada 1984, untuk menjenguk ayahnya. Tak lama kemudian, ayah Gurnah wafat.

Gurnah, yang mengaku sedang berada di dapur saat menerima kabar bahagian itu, mengatakan tadinya ia mengira informasi itu hanya candaan belaka.

"Saya kita itu cuma prank. Kabar seperti ini biasanya sudah beredar berminggu-minggu dan bahkan beberapa bulan sebelumnya," kata dia seperti dilansir dari The Guardian.

"Saya merasa tersanjung atas penghargaan ini dan karena disejajarkan dengan para penulis yang lebih dulu menerima Nobel Sastra," imbuh dia.

Baca Juga: Penyair Amerika, Louise Gluck, Menangkan Nobel Sastra 2020

Afterlives, novel terbarunya yang terbit 2020 lalu, berkisah tentang Ilyas yang dirampas oleh tentara penjajah Jerman dari keluarganya. Saat dewasa, ia kemudian memerangi kaumnya sendiri.

Gurnah lahir pada 1948. Ketika Zanzibar dilanda revolusi pada 1964, warga keturunan Arab menjadi korban persekusi dan Gurnah terpaksa meninggalkan kampung halamannya itu pada usia 18 tahun.

Ia mulai menulis pada usia 21 tahun sebagai seorang pengungsi di Inggris. Ia menulis dalam bahasa Inggris, meski Swahili adalah bahasa ibunya. Novel pertamanya, Memory of Departure, diterbitkan pada 1987.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI