DLH Jakarta Akan Telusuri Sumber Paracetamol yang Cemari Laut Ancol dan Angke

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 20:41 WIB
DLH Jakarta Akan Telusuri Sumber Paracetamol yang Cemari Laut Ancol dan Angke
Warga memadati kawasan wisata Pantai Ancol, Jakarta, Senin (25/12).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mendalami temuan kandungan paracematol tinggi di Angke dan Ancol yang berada di kawasan Teluk Jakarta berdasarkan hasil penelitian dari Pusat Penelitian Oceanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

“Kami akan dalami dan telusuri sumber pencemarnya,” kata Juru Bicara Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan di Jakarta, Jumat (1/10/2021).

Menurut dia, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta melakukan pemantauan termasuk kualitas air laut setiap enam bulan sekali.

Namun, ia menjelaskan berdasarkan lampiran VIII pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 22 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, paracetamol tidak termasuk dalam parameter pengujian baku mutu air laut.

Baca Juga: Perairan Jakarta Dicemari Paracetamol dalam Konsentrasi Tinggi

“Pada prinsipnya sesuatu yang tidak pada tempatnya atau sesuatu yang melebihi kadarnya di suatu tempat adalah pencemaran,” katanya.

Yogi, seperti dilansir dari Antara, juga menyampaikan terima kasih kepada para peneliti yang menemukan hasil penelitian tersebut.

Berdasarkan lampiran VIII PP Nomor 22 Tahun 2021, parameter baku mutu air laut ada sebanyak 38 jenis yakni warna, kecerahan, kekeruhan, kebauan, padatan tersuspensi total dan sampah.

Selain itu ada juga suhu, lapisan minyak, pH, salinitas, oksigen terlarut, kebutuhan oksigen biokimia, ammonia, ortofosfat, nitrat, sianida, sulfida, hidrokarbon petroleum total, senyawa fenol total, poliaromatik hidrokarbon, poliklor bifenil, surfaktan, minyak dan lemak.

Selanjutnya, pestisida (BHC, aldrin/dieldrin, chlordane, DDT, heptachlor, lindane, methoxy-chlor, endrin dan toxaphan), tri buti tin, raksa, kromium heksavalen, arsen, cadmium, tembaga, timbal, seng, nikel, fecal coliform, coliform total, pathogen, fitoplankton dan radioaktivitas.

Baca Juga: Enam Mobil Terlibat Kecelakaan Beruntun di Tol Ancol

Sebelumnya diwartakan bahwa para peneliti dari LIPI telah menemukan kandungan tinggi paracetamol di perairan Jakarta.

Dalam studi yang diterbitkan pada Agustus 2021 itu, para peneliti LIPI menemukan kandungan paracetamol, obat yang sering digunakan untuk meredakan demam, di perairan Angke dan Ancol.

"Menariknya, konsentrasi tinggi paracetamol ditemukan di Angke (610 ng/L) dan Ancol (420 ng/L), keduanya berada di Teluk Jakarta," tulis para peneliti di laman resmi LIPI.

Studi itu sendiri digelar di empat lokasi di Jakarta, yakni Tanjung Priok, Cilincing, Angke dan Ancol. Selain itu, studi juga digelar di satu titik perairan di Jawa Tengah. Kandungan tinggi paracetamol hanya ditemukan di Ancol dan Angke.

Penelitian ini digelar oleh Wulan Koagouw dan Zainal Arifin dari LIPI; George WJ Olivier dan Corina Ciocan dari University of Brighton, Inggris. Studi ini diterbitkan di jurnal Marine Pollution Bulletin edisi Agustus 2021.

Para peneliti mengklaim bahwa studi mereka ini adalah yang pertama yang melaporkan kandungan paracetamol atau acetaminophen di perairan sekitar Indonesia.

Selain itu mereka mewanti-wanti, bahwa tingginya kandungan paracetamol di perairan Jakarta itu memantik kekhawatiran akan dampak atau risiko lingkungan akibat paparan jangka panjang, terutama terhadap budidaya kerang di sekitar Teluk Jakarta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI