CEO XL Axiata: Paradigma Bidang Teknologi dan STEM Bukan Dunia Perempuan Harus Diubah

Dythia Novianty Suara.Com
Jum'at, 01 Oktober 2021 | 07:54 WIB
CEO XL Axiata: Paradigma Bidang Teknologi dan STEM Bukan Dunia Perempuan Harus Diubah
Presiden Direktur & CEO XL Axiata, Dian Siswarini. [XL Axiata]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemen PPPA), PT XL Axiata Tbk (XL Axiata), dan Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) sepakat mendorong kepemimpinan perempuan Indonesia di ranah publik dan swasta.

“Berbagai tantangan masih dihadapi para perempuan di Indonesia seperti diskriminasi, stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi dan bahkan kekerasan," Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI, Bintang Puspayoga.

Oleh karenanya, dia menambahkan, akses, partisipasi, kontrol dan manfaat perlu terus diperluas agar perempuan di dunia usaha bisa terus berkontribusi dalam pembangunan.

Sementara itu, Indra Gunawan menyampaikan bahwa Kementerian PPPA bersama dengan XL Axiata dan IWAPI menjadi focal point dalam mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha melalui G20 EMPOWER.

Baca Juga: Kaesang dan Erina Gudono Pilih Busana Adat Bali Jalani Sesi Foto Prawedding, Erina: Ini Pengalaman Pertama

Melalui aliansi ini Indonesia ingin mempromosikan praktik baik dari perusahaan maupun pemerintah dalam mendorong kepemimpinan perempuan.

Menurutnya, inisiatif kesetaraan gender ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari berbagai perusahaan serta pemerintahan secara global dan nasional.

KemenPPA, XL Axiata, dan IWAPI dalam webinar “Pentingnya Kepemimpinan Perempuan dalam Sektor Publik dan Privat”, Kamis (30/9/2021). [XL Axiata]
KemenPPA, XL Axiata, dan IWAPI dalam webinar “Pentingnya Kepemimpinan Perempuan dalam Sektor Publik dan Privat”, Kamis (30/9/2021). [XL Axiata]

Salah satu manfaat riil dari gender equality yang telah banyak dialami organisasi adalah tersedianya sumberdaya manusia untuk mendukung perkembangan dan mengoptimalkan kinerja dari organisasi atau perusahaan.

Terkait hal ini, pada G20 Presidensi Indonesia 2022, G20 EMPOWER Indonesia akan membawa tiga tema utama.

Pertama, meningkatkan akuntabilitas perusahaan dalam pencapain Key Performance Indicators untuk peningkatan peran perempuan.

Baca Juga: Jaringan 4G XL Axiata Jangkau 40 Desa Sekitar Danau Toba

Kedua, memiliki program untuk mendorong peran UKM milik perempuan sebagai penggerak ekonomi.

Ketiga, membangun dan meningkatkan ketahanan digital dan skill perempuan dalam model kerja yang akan datang.

Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini memaparkan pengalaman perusahaannya dalam menerapkan kebijakan terkait kesetaraan gender.

Menurutnya, bagi XL Axiata yang merupakan perusahaan berbasis digital, keragaman talent memang diperlukan.

Apalagi, berdasarkan penelitian, adanya perempuan di posisi pimpinan perusahaan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan.

“Sejumlah program kami buat untuk mendorong karyawan perempuan untuk membangun karir hingga posisi pimpinan, bahkan mulai perekrutan tidak ada diskriminasi gender," katanya dalam webinar. Kamis (30/9/2021).

Menurutnya, hasil dari kebijakan yang pro kesetaraan gender di XL Axiata tersebut telah membuahkan hasil positif.

Ilustrasi kesetaraan gender. [Freepik]
Ilustrasi kesetaraan gender. [Freepik]

Saat ini ada dua perempuan yang menduduki posisi sebagai direktur. Selain itu, 30 persen posisi leader dipegang oleh perempuan.

"Karyawan perempuan menjadi lebih loyal, di mana perempuan yang berpindah ke perusahaan lain lebih sedikit di banding karyawan pria,” tambah Dian.

Dian juga menegaskan perlunya mengubah persepsi keliru bahwa bidang teknologi dan STEM bukanlah dunianya perempuan.

Ketua Umum DPP IWAPI, Nita Yudi menyampaikan, perusahaan yang menerapkan keseteraan gender pada karyawannya akan mendapatkan berbagai keuntungan yang bisa meningkatkan kinerjanya.

"Penerapan keseteraaan gender ini bukan hanya menyangkut jam kerja yang fleksible bagi karyawan perempuan, melainkan juga bagaimana melibatkan mereka dalam hal meraih kesuksesan serta dalam kebijakan strategis lainnya," terang dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI