BRIN Tanggapi Petisi Protes Pembangunan Fisik di Kebun Raya Bogor

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 28 September 2021 | 00:57 WIB
BRIN Tanggapi Petisi Protes Pembangunan Fisik di Kebun Raya Bogor
Ilustrasi Kebun Raya Bogor. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan kemitraan dalam pengelolaan Kebun Raya Bogor (KRB) bertujuan untuk mendukung pencalonan kebun raya tersebut menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO (World Heritage Site).

"Kemitraan dalam pengelolaan kebun raya justru untuk mendukung World Heritage, khususnya terkait pengelolaan yang transparan dan akuntabel," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko di Jakarta, Senin (27/9/2021).

Tanggapan itu disampaikan Handoko sebagai jawaban atas sebuah petisi yang memprotes beberapa pekerjaan fisik dan rencana pengembangan Kebun Raya Bogor oleh BRIN.

Petisi itu turut diteken lima orang mantan Kepala Kebun Raya Indonesia, yakni Prof. Dr. Made Sri Prana (1981-1983), Prof. Dr. Usep Soetisna (1983-1987), Dr. Ir. Suhirman (1990-1997), Prof. Dr. Dedy Darnaedi (1997-2003), dan Dr. Irawati (2003-2008).

Baca Juga: IPB dan BRIN Ciptakan Mesin Konsentrator Oksigen

Mereka meminta agar pengelolaan dan pembangunan Kebun Raya Bogor tetap menjaga marwah, nilai historis, dan fungsi strategis kebun raya.

Mantan Kepala Kebun Raya Bogor Indonesia itu mengatakan perlu mengevaluasi kerja sama yang dilakukan dengan melibatkan unsur lain yang terkait dan memberi perhatian pada kekhususan kebun raya. Selain itu, tentunya perlu meningkatkan kolaborasi dan sinkronisasi dengan bagian lain yang juga berada di dalam lingkungan Kebun Raya.

Menurut mereka, langkah tersebut sangat diperlukan karena berbagai nilai historis dan fungsi strategis kebun raya adalah modal penting dalam usaha mengusung Kebun Raya Bogor sebagai World Heritage, yang kini sedang dalam proses.

Mereka menuturkan kegiatan kerja sama dengan pihak manapun harus memberi dampak positif pada usaha pengusulan World Heritage tersebut.

Mereka berharap citra baik kebun raya yang telah mendunia, sebagai bagian tak terpisahkan dari jejaring Internasional International Association of Botanic Gardens (IABG) dan Botanic Gardens Conservation International (BGCI), tetap terjaga.

Baca Juga: BRIN dan Universitas Kyoto Lanjutkan Kerja Sama Pengamatan Atmosfer Khatulistiwa

Kebun Raya mengusung lima tugas dan fungsi penting, yaitu konservasi tumbuhan, penelitian, pendidikan, wisata ilmiah, dan jasa lingkungan. Ketiga fungsi pertama merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dan menjadi acuan bersama seluruh kebun raya di dunia.

Di lain sisi, BRIN berencana menambah resapan air di Kebun Raya Bogor Indonesia dengan membongkar lapangan tenis dan sembilan rumah di dalam kebun raya itu.

"Kami berencana membongkar lapangan tenis dan sembilan rumah di dalam kebun untuk menambah resapan air," kata Kepala BRIN Handoko.

Handoko menuturkan pembangunan fisik yang sedang berjalan di kebun raya saat ini hanya di rumah anggrek yang dikerjakan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Sementara terkait batu gico yang digunakan di jalan setapak di kebun raya, menurut Handoko, itu tidak sesuai standar keselamatan dan membahayakan pengunjung karena licin dan gampang terkilir.

Ia menjelaskan, pengecoran jalan gico hanya dilakukan pada sedikit bagian yang memang sudah berlubang-lubang, dan didesain tetap terlihat batunya.
Handoko juga mengatakan rencana GLOW untuk atraksi sinar lampu di waktu malam hanya dilakukan di sebagian tempat dan dalam waktu yang terbatas. Menurut dia, potensi gangguan juga bersifat minimal terhadap keheningan malam kebun raya.

"Potensi gangguan ini minimal, setidaknya untuk kebun raya kota yang sekitarnya juga terang seperti di Bogor. Dan sudah biasa dilakukan di berbagai negara," beber Handoko menjawab kerisauan bahwa atraksi lampu akan mengusik keheningan dan mengganggu fungsi serangga serta hewan penyerbuk lainnya. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI