BRIN: Biak Bukan Satu-satunya Calon Bandar Antariksa

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 27 September 2021 | 23:21 WIB
BRIN: Biak Bukan Satu-satunya Calon Bandar Antariksa
Bandar antariksa rencananya dibangun di Pulau Biak, Papua. Foto: Pulau Biak. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko mengatakan Biak di Papua bukan satu-satunya calon bandar antariksa yang akan dibangun di Indonesia. Selain pulau di utara Papua itu, masih ada Morotai di Maluku yang bisa dijadikan tempat peluncuran roket luar angkasa.

"Biak bukan satu-satunya lokasi ideal dan BRIN belum investasi apa pun. Saat ini, BRIN masih melakukan evaluasi terhadap perencanaan awal. Kajian serupa juga sudah dilakukan di beberapa lokasi lainnya,” kata Handoko seperti dilansir dari Antara, Minggu (27/9/2021).

Biak tadinya disebut-sebut akan menjadi tempat pembangunan bandar antariksa, karena lokasinya yang strategis dan kondisi gravitasi Indonesia yang lebih menguntungkan.

Pemerintah Presiden Joko Widodo kabarnya bahkan telah menawarkan Biak ke sejumlah negara dan perusahaan swasta, seperti SpaceX milik Elon Musk, untuk dijadikan pangkalan antariksa.

Baca Juga: Masyarakat Adat Biak yang Terancam Tersingkir Proyek Bandar Antariksa

Tetapi rencana itu ditentang oleh warga setempat dan beberapa organisasi pembela hak-hak sipil. Pembangunan itu diprediksi akan menyingkirkan warga lokal, mempersempit ruang hidup mereka, dan merusak lingkungan.

Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORTN) BRIN, Erna Sri Adiningsih menambahkan bahwa organisasinya - yang sebelum ini bernama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) - pernah berkomunikasi dengan SpaceX. Tetapi konteksnya bukan soal pembangunan bandar antariksa.

"Space X saat itu membantu memetakan lokasi penerbangan penumpang komersial antarbenua dengan menggunakan roket agar lebih hemat energi dan waktu dibandingkan jika menggunakan pesawat," tutur Erna.

Meski demikian ia menambahkan bahwa Lapan sempat melakukan studi fisibilitas pada lahan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan di Biak. Akan tetapi ditemukan kendala, yakni lahan kurang luas dan ada aspek sosial budaya yang harus dipikirkan secara serius.

"Stasiun bumi di Biak sudah ada sejak lama sebelum BRIN terbentuk. Posisinya berbeda dengan lokasi yang diisukan akan dibangun bandara roket pengorbit satelit," tegas Erna.

Baca Juga: Proyek Peluncuran Roket di Biak Masih Ditolak Warga, Apa Masalahnya?

Adapun rencana pembangunan bandar antariksa di Indonesia dapat dimulai jika kebutuhan lahan dan investasi modal terpenuhi.

"Kita akan bermitra dengan konsorsium swasta. Bandar antariksa ini nantinya bukan sekadar fasilitas negara untuk riset, tetapi juga untuk bisnis peluncuran satelit,” kata Handoko.

Handoko menuturkan bandara antariksa merupakan pembangunan besar, sehingga membutuhkan investasi yang besar dan melibatkan konsorsium penanaman modal yang besar.

Handoko mengakui sudah ada beberapa konsorsium yang menyatakan minat. Namun, karena bersifat rahasia, sehingga tidak dapat disampaikan saat ini. Jika lahan tersedia dan investor siap menanamkan modalnya untuk bandar antariksa itu, BRIN akan memulai dengan pembangunan roket pengorbit satelit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI