Suara.com - Akhir-akhir ini, tumbuh berbagai startup baru dan menjadi semakin pesat di masa pandemi.
Founder sekaligus COO dari startup Xendit yaitu Tessa Wijaya yang kini fokus pada usaha payment gateway, membagikan beberapa tipsnya bagi para pemula yang akan merintis startup agar bisa mencapai predikat unicorn.
Hal pertama yang harus dimiliki adalah berani melangkah buat kamu yang perempuan atau pun lelaki dan menganggap kedudukanmu setara.
"Bahwa ada anggapan bidang matematika, science, tech itu didominasi lelaki. Janganlah perempuan takut. Kita itu semua sama. Jadi jalanin dulu saja, jangan takut. Kalau tidak berani maju bagaimana bisa membuat hasil yang bagus?" kata Tessa.
Baca Juga: Klaim Raih Predikat Unicorn Otomotif Pertama, Carro Berambisi Bangun Kemampuan AI
Selanjutnya sebagai pemula yang merintis usaha startup kamu harus bisa memiliki ketahanan dan kemampuan beradaptasi yang baik.
Saat mengalami kegagalan, sebagai perintis usaha startup digital kamu harus menjadikan kegagalan itu sebagai pembelajaran.
Anggapan kegagalan adalah akhir tidak lagi berlaku, Tessa menceritakan butuh pivot hingga lebih dari dua kali, akhirnya jenis layanan yang ia kembangkan bisa berhasil dan mencetak perusahaannya Xendit menjadi unicorn seperti saat ini.
Dilansir dari Antara, Minggu (26/9/2021), startup tentunya harus hadir membawa solusi yang nyata dan bisa digunakan oleh banyak masyarakat sebagai tolak ukur persiapannya bisnisnya matang.
Pada saat masa uji coba, tidak perlu berlama- lama mengembangkan produk dan cukup beri produk atau layanan dengan standar minimum atau disebut Tessa sebagai Minimum Valueable Product (MVP).
Baca Juga: 3 Tips Mencari Ide Bisnis Startup Kekinian, Pemula Wajib Tahu!
"Saat founder startup membuat produk uji coba memakan waktu 6-8 bulan. Bisa-bisa dia keburu telat karena ternyata akhirnya sudah banyak solusi yang sama. Jadi setidaknya paling lama produk itu 1 bulan harus sudah jadi," kata Tessa.
Ketika MVP sudah diujicobakan, kamu bisa lebih cepat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk dari masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam proses uji coba itu.
Ia menitikberatkan agar pendiri startup tidak bosan mencari dan mendengarkan masyarakat yang nantinya akan menjadi konsumen yang menggunakan produk startup.
"Tidak ada yang bisa mengganti peran dari mendengarkan dan berbicara ke pelanggan. Pasti akan menemukan banyak masalah dan tantangan. Tapi agar produk bisa sukses itu perlu terus ditanya ulang agar produknya diterima baik pelanggan. Ini hal paling penting untuk startup," kata Tessa.
Xendit merupakan startup terbaru di Indonesia yang mendapatkan predikat unicorn setelah mendapatkan suntikan dana dari investor senilai 150 juta dolar AS.