Apple Garap Fitur Pemantau Kesehatan Mental, Manfaatkan Data iPhone

Rabu, 22 September 2021 | 13:55 WIB
Apple Garap Fitur Pemantau Kesehatan Mental, Manfaatkan Data iPhone
Logo Apple. [Free-Photos/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Apple dilaporkan tengah mengembangkan fitur baru yang memantau kesehatan mental pengguna.

Nantinya, data iPhone bisa menjadi acuan untuk mendeteksi kondisi mental seperti depresi, cemas, penurunan kognitif.

Para peneliti akan memanfaatkan data dari iPhone pengguna seperti mobilitas, pola tidur, analisa ekspresi wajah, detak jantung, hingga pernapasan.

Diwartakan Engadget, Rabu (22/9/2021), semua analisa data ini akan diproses dalam perangkat. Data tersebut juga tidak akan dikirim ke server Apple.

Baca Juga: Resmi Dirilis Apple, Begini Cara Update iOS 15 di iPhone

Apple sendiri memang tengah mengerjakan penelitian yang mengarah pada pengembangan fitur ini.

Mitra mereka dari University of California, Los Angeles (UCLA), sedang mempelajari gejala stres, cemas, dan depresi dengan data dari Apple Watch dan iPhone.

Apple Watch SE. (Apple)
Apple Watch SE. (Apple)

Penelitian ini melibatkan 3.000 relawan yang sudah digarap tahun ini. Tahun 2020 sebelumnya, mereka juga menguji data percobaan dari 150 partisipan.

Menurut laporan, para peneliti akan membandingkan data yang direkam dari sensor iPhone dan Apple Watch dengan kuesioner yang nantinya diisi peserta.

Disebutkan pula para peneliti mengukur tingkat hormon stres lewat folikel rambut para peserta.

Baca Juga: Dua Drama Netflix dan Apple TV Menangkan Emmy Awards

Studi Apple dan ULCA ini telah diumumkan sejak 2020 dan direncanakan berjalan tiga tahun.

Selain ULCA, proyek penelitian yang dilakukan Apple juga mengarah pada kerja sama mereka dengan perusahaan farmasi, Biogen.

Januari lalu, mereka mengumumkan rencana penelitian dua tahun untuk memantau fungsi kognitif dengan target mencari gejala Alzheimer.

Penelitian ini melibatkan 20.000 peserta, di mana setengahnya memiliki risiko tinggi gangguan kognitif.

Jika data tersebut sejalan dengan gejala depresi atau kondisi mental lain, Apple bisa saja memanfaatkannya dengan membuat fitur baru di iPhone untuk mengatasi masalah tersebut.

Nantinya, iPhone berperan sebagai pendeteksi dini yang mendorong pengguna untuk melakukan perawatan lebih lanjut demi kualitas hidup jangka panjang.

Apple dan mitranya memang masih dalam tahap awal untuk penelitian. Mungkin hasilnya bisa dilihat dalam beberapa tahun ke depan.

Ilustrasi stres kerja (pexels/Karolina Grabowska).
Ilustrasi stres kerja (pexels/Karolina Grabowska).

Namun, belum bisa dipastikan apakah Apple memang bakal menghadirkan fitur tersebut sesuai hasil penelitian mereka.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI