Jakarta Rentan Tenggelam Karena Tanahnya Landai dan Empuk

Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 16 September 2021 | 21:14 WIB
Jakarta Rentan Tenggelam Karena Tanahnya Landai dan Empuk
Diramalkan Jakarta tenggelam pada 2050. Naiknya permukaan air laut dan turunnya permukaan tanah jadi faktor utama yang memicu tenggelamnya Ibu Kota. Foto: Pengendara sepeda motor melintasi banjir rob yang menggenangi kawasan Sunda Kelapa, Jakarta, Selasa (17/11/2020). [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peneliti Ahli Utama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Eddy Hermawan mengatakan Jakarta lebih rentan tenggelam karena kondisi tanahnya yang empuk, topografinya yang landai, dan pesisirnya berbentuk teluk.

Eddy, yang berbicara dalam diskusi virtual Ancaman Tenggelamnya Kota Pesisir Pantai Utara Jawa, Apa Langkah Mitigasinya? di Jakarta, Kamis (16/9/2021) mengatakan faktor alam itu diperparah oleh naiknya permukaan laut dan turunnya permukaan tanah di Ibu Kota.

"Kondisi lokal setempat Jakarta yang memang juga menjadi serangan empuk bagi masuknya air laut karena tanahnya landai, empuk, bentuknya teluk," kata Eddy seperti dilansir dari Antara.

Ia melanjutkan semua kawasan pantai utara Jawa atau pantura memang berisiko tinggi terendam air laut. Namun Jakarta risiko itu lebih besar karena kondisi lokal tanah yang empuk dan topografi wilayah yang khas.

Baca Juga: BRIN: Sebanyak 115 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam, Termasuk Bali

"Pada dasarnya yang terjadi saat ini adalah kombinasi yang sudah airnya naik karena es mencair di kutub tetapi juga penurunan muka tanah yang tidak bisa kita kontrol sebenarnya," beber dia.

Eddy menekankan kini diperlukan upaya mitigasi agar kenaikan air laut yang dipicu perubahan iklim dan penurunan muka tanah tadi bisa diminimalisasi.

"Tidak hanya pemanasan global, penurunan muka tanah juga merupakan kontributor cukup besar yang menyebabkan Jakarta menjadi terendam," ujarnya.

Ia menyarankan untuk lebih mengutamakan langkah-langkah yang memprioritaskan kelestarian dan keberlanjutan lingkungan seperti penanaman mangrove dan reboisasi serta menghasilkan dan menerapkan inovasi yang bisa menjadi solusi terhadap masalah itu.

Eddy menuturkan hasil simulasi menunjukkan kenaikan permukaan air laut akan menutupi Jakarta secara permanen pada 2050 sekitar 160,4 km persegi atau sama dengan 24,3 persen dari luas total wilayah saat ini. Air laut masuk antara lain ke wilayah Tanjung Priok, Pademangan, Penjaringan, Bandara Soekarno Hatta, Koja dan Cilincing.

Baca Juga: Teleskop 3,8 Meter Hampir Rampung, Segera Dikirim ke Observatorium Kupang

Sebelumnya Eddy juga mengungkapkan bahwa selain Jakarta dan Pantura, ada sekitar 115 pulau di Indonesia yang terancam tenggelam akibat naiknya permukaan laut.

"Jangan terkecoh dengan kawasan Pantura saja, jangan terkecoh dengan Jakarta saja. Apa yang akan terjadi di tahun-tahun berikutnya, inilah 115 pulau-pulau sedang dan kecil ini bisa tenggelam," kata Eddy mewanti-wanti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI