Kaspersky Bagi Kunci Sukses Membangun Kapasitas Keamanan Siber di Asia Pasifik

Dythia Novianty Suara.Com
Kamis, 16 September 2021 | 15:35 WIB
Kaspersky Bagi Kunci Sukses Membangun Kapasitas Keamanan Siber di Asia Pasifik
Ilustrasi keamanan siber. [Gerd Altmann/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kemampuan pertahanan siber suatu negara seringkali dibatasi pengetahuan sumber daya manusianya (SDM) dan kualitas kolaborasi lintas batas antara organisasi swasta dan publik di kawasan tersebut.

Melalui forum “Ketahanan Siber yang Lebih Kuat melalui Peningkatan Kapasitas Siber” yang digelar secara virtual, Kaspersky berbagi apa saja yang menjadi kesenjangan keamanan siber, yang harus segera diatasi oleh para pemangku kepentingan di Asia Pasifik untuk membangun ruang siber yang lebih aman.

"Saat kita mengalami percepatan transformasi digital di era siber ini, kita menghadapi tantangan keamanan yang turut membebani akan kebutuhan sumber daya keamanan siber mumpuni," ujar Managing Director untuk Asia Pasifik di Kaspersky, Chris Connell, belum lama ini.

Menurutnya, berinvestasi dalam bakat siber dan mempromosikan kesadaran keamanan serta pendidikan digital bagi para pengguna adalah kunci kesuksesan dalam membangun keamanan siber masyarakat dan ekonomi digital yang tangguh.

Berbagai penelitian yang dirilis selama beberapa tahun terakhir, telah mencatat kesenjangan keterampilan keamanan siber global, khususnya di Asia Pasifik.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh proses digitalisasi yang masif di kawasan tersebut begitu juga risiko keamanan sibernya.

Cybercrime Director dari INTERPOL, Craig Jones melihat, dengan terus meningkatnya ancaman siber dan aktivitas kejahatan siber yang berdampak pada masyarakat, sebuah paradigma baru telah muncul dalam penegakan hukum global.

"Salah satu tantangan utama yang diidentifikasi INTERPOL adalah kesenjangan dalam kemampuan dan kapasitas siber penegakan hukum, secara nasional, regional, dan global disaat jaringan kriminal terus memperluas infrastruktur dan aktivitasnya," ungkapnya.

Dalam rangka mengatasi tantangan tersebut, penegak hukum harus menjadi mitra terpercaya secara regional.

Baca Juga: Alfons Tanujaya: Hacker China Retas 10 Kementerian dan Lembaga Indonesia Jangan Diremehkan

"Menjadi kolaboratif, inklusif dan terbuka akan membantu kita mengurangi kesenjangan, serta meningkatkan kemampuan dan kapasitas siber,” tambah Jones.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI