Niat TCL Bikin Saingan Galaxy Z Flip 3 Gagal, Ini Alasannya

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 13 September 2021 | 07:15 WIB
Niat TCL Bikin Saingan Galaxy Z Flip 3 Gagal, Ini Alasannya
Prototipe ponsel lipat TCL. [Phonearena]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - TCL telah mengerjakan smartphone yang dapat dilipat dan digulung selama beberapa waktu.

Sebelum dirilis, perusahaan membatalkan produk pertamanya. Ponsel clamshell TCL tidak ada lagi dan pesaing Galaxy Z Flip 3 tidak akan dirilis.

Alasan utama pembatalan perangkat ini adalah karena TCL tidak dapat mempertahankan harga serendah yang diinginkan.

Selain itu, perangkat Samsung yang dapat dilipat juga diharapkan lebih mahal.

Baca Juga: Pre-Order Selesai, Samsung Galaxy Z Fold 3 dan Z Flip 3 Sudah Bisa Dibeli di Indonesia

TCL termurah yang bisa membuat smartphone lipatnya adalah 800 dolar AS atau sekitar Rp 11,36 juta karena kekurangan komponen baru-baru ini.

"Jika seseorang bisa menghabiskan 800 dolar AS, dia juga bisa menghabiskan 1.000 dolar AS... Mungkin, dia akan memilih merek yang dia kenal selama bertahun-tahun dan lebih percaya," kata Chief Marketing Officer TCL, Stefan Strait.

Diperkenalkan di Indonesia pada Rabu (11/8/2021), harga Samsung Galaxy Z Flip 3 mulai Rp 15 juta. [Samsung Indonesia]
Diperkenalkan di Indonesia pada Rabu (11/8/2021), harga Samsung Galaxy Z Flip 3 mulai Rp 15 juta. [Samsung Indonesia]

TCL juga menilai pasar masih belum siap, apalagi dengan adanya pandemi dan krisis kekurangan chip.

Perusahaan mengatakan, keputusan untuk membatalkan ponsel lipatnya dibuat sebelum acara Samsung Unpacked baru-baru ini.

Telepon lipat TCL, dengan nama kode Project Chicago, hampir siap untuk diproduksi, sebagaimana melansir Phonearena, Senin (13/9/2021).

Baca Juga: Samsung Ungkap Daya Tahan Galaxy Z Fold 3dan Flip 3

Perusahaan baru-baru ini mengirim CNET unit prototipe yang mendekati versi produksi.

Strait mengatakan, perusahaan sekarang tidak akan meluncurkan perangkat lipat pertamanya setidaknya selama 12 hingga 18 bulan.

Hal menarik lainnya yang diungkapkan Strait adalah bahwa ketika TCL meluncurkan ponsel lipat pertamanya, itu tidak akan menjadi versi prototipe Chicago yang dirubah, tetapi perangkat yang sama sekali baru.

"Sebagai salah satu produsen layar dan smartphone terbesar di dunia, TCL telah menghabiskan puluhan tahun mengembangkan produk yang menghadirkan teknologi kelas atas dengan harga terjangkau," ujarnya.

Dalam beberapa tahun terakhir, dia menambahkan, TCL telah menginvestasikan miliaran dolar untuk penelitian dan pengembangan teknologi layar baru dan yang akan datang, termasuk layar fleksibel dan smartphone yang dapat dilipat.

Meskipun pasar lipat tumbuh setiap tahun, itu masih merupakan kategori produk premium.

Dikombinasikan dengan kekurangan komponen baru-baru ini, pandemi Covid-19, dan kenaikan biaya dalam produksi yang dapat dilipat, TCL telah membuat keputusan sulit untuk menangguhkan peluncuran smartphone lipat pertamanya.

Prototipe ponsel lipat TCL. [Phonearena]
Prototipe ponsel lipat TCL. [Phonearena]

"Sementara itu, kami terus fokus pada inisiatif '5G untuk Semua' kami yang diperkenalkan di Mobile World Congress 2021," kata Strait.

TCL bekerja dengan operator di seluruh dunia untuk memberikan solusi 5G kepada semua konsumen di berbagai titik harga dan kategori produk.

Proyek lipat Chicago TCL menampilkan layar AMOLED 6,67 inci dengan resolusi FHD+ dan layar luar 1,1 inci.

Didukung prosesor Qualcomm Snapdragon 765G ditambah dengan 6GB RAM dan 128GB penyimpanan. Sistem kamera ganda 48MP juga disertakan.

Dimensi perangkat (164,8 x 78,1 x 7,35mm) hanya sedikit lebih besar dari Galaxy Z Flip 3 (166 x 72,2 x 6,9 mm). Dari segi baterai, Project Chicago akan memiliki sel 3,545mAh.

Perangkat Chicago bukanlah usaha lipat pertama TCL. Perusahaan China sebelumnya memamerkan prototipe tablet 10 inci lipat tiga, layar lipat yang membungkus pergelangan tangan, dan layar lipat dan lipat di perangkat yang sama.

TCL masih percaya ponsel lipat adalah masa depan, tetapi perusahaan berpikir mereka masih belum siap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI