Sehingga SPHERE berada di posisi yang tepat untuk melihat bulan-bulan kecil yang mengorbit badan utama Kleopatra dengan jarak 200 juta km dari Bumi.
Tak hanya itu, instrumen ini juga dilengkapi dengan sistem optik adaptif berdaya tinggi untuk menyesuaikan gambar akibat keburaman yang disebabkan oleh atmosfer Bumi. Hasilnya, tim ahli mendapatkan foto super tajam.
Karena citra yang dihasilkan sangat tajam, para ilmuwan dapat menggunakannya untuk menyempurnakan model bongkahan utama Kleopatra.
Sekaligus untuk menunjukkan dengan tepat bagaimana dua bulan AlexHelios dan CleoSelene mengorbit bagian yang lebih besar.
Dengan data orbital baru, para ilmuwan menentukan bahwa Kleopatra sekitar 35 persen lebih kecil dari perkiraan perhitungan sebelumnya.
Pengukuran baru menunjukkan bahwa asteroid itu tidak sepadat yang diyakini para ahli, meskipun tim menganggap objek itu kaya logam.
![Spectro-Polarimetric High-contrast Exoplanet Research (SPHERE). [ESO]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/09/10/39497-spectro-polarimetric-high-contrast-exoplanet-research-sphere.jpg)
Selain itu, analisis baru juga menunjukkan bahwa AlexHelios dan CleoSelene berasal dari Kleopatra itu sendiri.
Namun, para ahli pun belum mengesampingkan kemungkinan jika ada bulan-bulan kecil lainnya yang mengorbit Kleopatra.
Tapi, tim ilmuwan harus menunggu instrumen yang lebih kuat untuk melihat benda-benda seperti itu.
Baca Juga: Asteroid dengan Periode Orbit Tercepat di Tata Surya Berhasil Ditemukan
Para peneliti dapat melakukan pengamatan lanjutan menggunakan Extremely Large Telescope ESO yang dijadwalkan akan diluncurkan akhir dekade ini.