Beda dari Klaim, Facebook Diduga Dapat Baca dan Bagikan Pesan WhatsApp

Rabu, 08 September 2021 | 07:42 WIB
Beda dari Klaim, Facebook Diduga Dapat Baca dan Bagikan Pesan WhatsApp
Ilustrasi WhatsApp. [Envato]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Laporan ekstensif oleh ProPublica mengklaim bahwa WhatsApp tidak bersifat pribadi seperti klaim yang digembar-gemborkan perusahaan.

Aplikasi layanan pesan tersebut sebelumnya mengatakan bahwa Facebook tidak dapat membaca pesan yang dikirim antar pengguna.

Namun, laporan ProPublica mengklaim bahwa Facebook membayar lebih dari 1.000 pekerja kontrak di seluruh dunia, untuk membaca dan memoderasi pesan WhatsApp yang seharusnya bersifat pribadi atau terenkripsi.

Tak hanya itu, perusahaan tersebut juga dilaporkan membagikan data pribadi tertentu dengan lembaga penegak hukum, seperti Departemen Kehakiman Amerika Serikat.

Laporan ini muncul setelah bos Facebook Mark Zuckerberg berulang kali mengatakan bahwa pesan WhatsApp tidak dilihat oleh perusahaan induk.

"Kami tidak melihat konten apa pun di WhatsApp," kata Zuckerberg saat memberikan kesaksian di hadapan Senat Amerika Serikat pada 2018.

CEO Facebook, Mark Zuckerberg saat menghadiri dengar pendapat dengan anggota Kongres AS, Rabu (23/10/2019). [AFP/Mandel Ngan]
CEO Facebook, Mark Zuckerberg. [AFP/Mandel Ngan]

WhatsApp menawarkan privasi ketika pengguna baru mendaftar untuk layanan ini.

Aplikasi tersebut menekankan bahwa pesan dan panggilan pengguna diamankan sehingga hanya pengguna dan orang-orang yang berkomunikasi yang dapat membaca atau mendengarkannya.

"Jaminan privasi itu tidak benar. WhatsApp memiliki lebih dari 1.000 pekerja kontrak yang memenuhi lantai gedung perkantoran di Austin, Texas, Dublin, dan Singapura, tempat mereka memeriksa jutaan konten pengguna," lapor ProPublica, dikutip dari New York Post, Rabu (8/9/2021).

Baca Juga: Nggak Bakal Ribet! Cara Cek NIK KTP Secara Online

Facebook mengakui bahwa para pekerja tersebut menghabiskan hari untuk memilah-milah konten yang ditandai pengguna WhatsApp dan algoritme layanan itu sendiri, termasuk penipuan, pornografi anak, hingga rencana teroris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI