PT DI: Pesawat N219 Bisa Permudah Pengiriman Logistik di Daerah

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 07 September 2021 | 20:16 WIB
PT DI: Pesawat N219 Bisa Permudah Pengiriman Logistik di Daerah
Pesawat N219 karya anak bangsa merupakan hasil kerja sama PTDI dan LAPAN saat ini telah menyelesaikan seluruh rangkaian pengujian sertifikasi dan resmi memperoleh Type Certificate di akhir 2020 yang diberikan oleh otoritas kelaikudaraan sipil yang berwenang di Indonesia (Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara/DKPPU Kementerian Perhubungan RI. [ANTARA/HO-Humas PTDI]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Dirgantara Indonesia (DI) mengatakan pesawat N219 bisa menjadi pesawat serbaguna yang memberikan sejumlah manfaat mulai dari peningkatan konektivitas antardaerah hingga mempermudah pengiriman logistik yang akan berdampak bagi penguatan ekonomi daerah di Indonesia.

"Kargo N219 bisa mendukung distribusi logistik nasional, mengangkut material pembangunan, distribusi hasil sumber daya alam daerah dengan baik," kata Direktur Niaga, Teknologi dan Pengembangan PT DI Gita Amperiawan dalam Webinar N219 di Jakarta, Selasa (7/9/2021).

Pada seminar virtual itu, PT DI mengajak pemerintah daerah untuk memiliki dan memanfaatkan pesawat N219 untuk kepentingan daerah terutama untuk pengangkutan penumpang dan logistik.

Selain itu, pesawat N219 dapat berguna sebagai pesawat untuk misi penyelamatan, misi kemanusiaan, dan misi pengobatan pasien atau dokter terbang (flying doctors).

Baca Juga: PT DI Serahkan Dua Helikopter Bell ke Skadron-11 Serbu Puspenerbad

Pesawat N219 memiliki pintu yang lebih lebar sehingga evakuasi pasien bisa dilakukan lebih maksimal terutama saat menyelamatkan korban peristiwa bencana.

"N219 bisa mendarat di daerah bencana karena bisa gunakan landasan pendek dan tidak harus beraspal," ujar Gita.

Pesawat buatan dalam negeri yang unggul tersebut dirancang untuk mendukung program jembatan udara sebagai konektivitas di berbagai daerah wilayah Indonesia terutama mendukung daerah 3T, yakni terdepan, terpencil dan tertinggal.

Dengan disparitas pembangunan infrastruktur wilayah barat dan timur Indonesia terutama dalam hal rendahnya rasio jalan di wilayah timur dibandingkan wilayah barat, akan sangat dibutuhkan pesawat terbang yang dapat diandalkan untuk mampu menjangkau wilayah tersebut, sehingga keberadaan pesawat N219 bisa menjawab kebutuhan itu.

Oleh karenanya, sangat diperlukan program pengembangan perpaduan antara tol laut dan jembatan udara sebagai upaya menurunkan disparitas harga di wilayah Pegunungan Tengah Papua dalam rangka mendukung upaya pemerintah mengembangkan wilayah 3T.

Baca Juga: PT DI Siap Produksi Pesawat N219 Nurtanio Mulai Tahun Ini

Sebagai pesawat penumpang, N219 dapat mengangkut 19 penumpang dan menyediakan ruang kaki seluas 30 inci yang lebih luas dibanding rata-rata ruang kaki di pesawat sejenisnya, sehingga memberikan kenyamanan kepada penumpang.

Pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan maksimum jelajah 388,9 km/jam itu juga dirancang mempunyai kabin pesawat dengan tinggi 170 cm, sehingga rata-rata orang Indonesia bisa berjalan dengan nyaman di dalam pesawat.

N219 memiliki jendela yang lebih luas sehingga memungkinkan penumpang untuk menikmati pemandangan luar yang lebih baik, dan mempunyai kemampuan lepas landas dan mendarat di landasan pendek.

Pesawat N219 dapat berfungsi sebagai pesawat kargo yang bisa mengangkut hingga 2.000 kilogram untuk mendukung distribusi logistik nasional.

Pesawat itu dapat digunakan untuk mengangkut hasil perikanan di Aceh dengan cepat sehingga bisa segera sampai ke tangan pembeli, yang akan berdampak pada meningkatnya harga jual ikan segar tersebut.

Jika menggunakan angkutan darat, maka pengiriman hasil perikanan membutuhkan waktu 10-21 jam. Sementara dengan pesawat N219, pengiriman bisa selesai kurang dari satu jam. Pesawat bisa mengangkut 18-36 ton hasil perikanan per hari untuk 3-5 kali frekuensi penerbangan.

Pesawat N219 juga diklaim memiliki beberapa keunggulan dibanding pesawat sejenisnya seperti DHC-6 Twin Otter buatan Kanada. Untuk memulai terbang dan mendarat, N219 hanya membutuhkan jarak lintasan 300 meter, sementara Twin Otter membutuhkan jarak pacu hingga 600 meter. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI