Klaim Prof Lipkin bertentangan dengan narasi China yang mengatakan bahwa dokter di WUhan pertama kali melaporkan virus baru pada 27 Desember setelah menemukan sebuah kasus di rumah sakitnya pada hari sebelumnya.
Selama perjalanannya, Prof Lipkin bahkan bertemu dengan Perdana Menteri China Li Keqiang dan ilmuwan terkemuka untuk membahas penyakit tersebut.
Ia merupakan tokoh kunci dalam perdebatan sengit tentang asal-usul virus dan upaya untuk melumpuhkan hipotesis kebocoran laboratorium oleh lembaga ilmiah.
Namun, Prof Lipkin mengakui pemikirannya berubah setelah mengetahui bahwa eksperimen berisiko tinggi pada virus Corona kelelawar dilakukan oleh para ilmuwan Wuhan di laboratorium dengan keamanan hayati rendah.
Sebelumnya, tim studi WHO menyampaikan laporan yang dikritik secara luas bahwa kasus onset paling awal adalah 8 Desember 2019.
Namun, Mail on Sunday mengungkapkan bahwa ilmuwan yang bertanggung jawab mengumpulkan data resmi mengatakan, tentang dugaan kematian seorang pasien yang jatuh sakit pada akhir September tahun lalu, diikuti oleh dua kasus lagi pada 14 dan 21 November.

Kasus awal lainnya termasuk Connor Reed, seorang warga Inggris berusia 25 tahun yang mengajar di Wuhan, yang mengatakan kepada Mail Online bahwa dia jatuh sakit pada 25 November.
Penyakit yang dideritanya dikonfirmasi sebagai virus Corona baru oleh rumah sakit dua bulan kemudian.
Tak hanya itu, Lawrence Gostin, profesor hukum kesehatan global di Washington, juga mengatakan dia mengetahui penyakit itu pada pertengahan Desember.
Baca Juga: Suntikan Ketiga Vaksin Covid-19, Kenali Efek Sampingnya!
Ahli virologi Belanda Ron Fouchier pun mengatakan dalam film dokumenter bahwa ia membahas wabah tersebut pada minggu pertama Desember dengan rekan anggota tim penyelidikan WHO.