Google Kunci Akun Email Pemerintah Afghanistan dari Taliban

Minggu, 05 September 2021 | 15:20 WIB
Google Kunci Akun Email Pemerintah Afghanistan dari Taliban
Logo Google. [Mitchell Luo/Unsplash]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Google mengunci sementara beberapa akun email milik pemerintah Afghanistan dari Taliban.

Hal ini dilakukan untuk mengamankan jejak digital yang ditinggalkan mantan pejabat pemerintahan dan mitra internasional Afghanistan sebelumnya.

Dalam pernyataan yang dirilis, Google Alphabet mengonfirmasi bahwa akun pemerintah Afghanistan kini dikunci sementara. Perusahaan juga tengah memantau situasi di negara tersebut.

Seorang pegawai dari mantan pemerintah Afghanistan sebelumnya mengatakan, Taliban tengah berusaha untuk mendapatkan email milik mantan pejabat pemerintahan.

Baca Juga: Eks Kepala BNPT Soroti Pimpinan Parpol Minta Pemerintah Dukung Taliban

Bulan lalu, karyawan tersebut mengatakan bahwa Taliban telah memintanya untuk menyimpan data yang disimpan di server kementerian tempat dia bekerja.

"Jika saya melakukannya, maka mereka akan mendapatkan akses ke data dan komunikasi dari kepemimpinan kementerian sebelumnya," jelas karyawan tersebut, dikutip dari NDTV, Minggu (5/9/2021).

Logo Gmail baru. [Antara]
Logo Gmail baru. [Antara]

Setelah diminta Taliban, ia memilih untuk tidak mematuhinya. Sejak saat itu, ia akhirnya bersembunyi dari pihak Taliban.

Pemerintah Afghanistan sendiri menggunakan server Google untuk berbagai aktivitas resmi, seperti Kementerian Keuangan, Industri, Pendidikan, hingga Pertambangan. Bahkan, Kantor Protokol Kepresidenan Afghanistan juga menggunakan Google.

Adapun email pemerintah tersebut berisi detail informasi terkait mantan pegawai pemerintahan, menteri, kontraktor pemerintah, hingga partner.

Baca Juga: Kuasai Afghanistan, Buya Syafii Maarif Sebut Taliban Bawa Keping Neraka

Tak hanya Google, beberapa lembaga pemerintahan Afghanistan juga menggunakan layanan email Microsoft seperti Kementerian Luar Negeri hingga lembaga Kepresidenan.

Namun Microsoft masih belum menerapkan langkah serupa seperti yang diambil Google untuk mengamankan data dari Taliban.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI