Suara.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno menyampaikan, 85 juta jenis pekerjaan hilang karena adanya kemajuan teknologi digital.
Sebaliknya, 97 juta jenis pekerjaan baru juga lahir karena perkembangan digitalisasi.
"Ini adalah sebuah peluang, kalian harus jadi pemenang bukan jadi penonton. Kita ambil kesempatan ini, kita mulai," kata Sandiaga dalam rilis yang diterima, Kamis (2/9/2021).
Sandi mengingatkan, masyarakat juga paham soal literasi digital, terutama terkait kecakapan dalam memakai internet dan keterampilan soft skills. Ia menyebut ini harus disertai dengan kesopanan digital.
Baca Juga: Mantan Karyawan IT Majukan Bisnis Bengkel Tradisional Milik Orangtua Lewat Digitalisasi
"Apalagi sebagai bangsa yang berbudi luhur. Masyarakat harus menghadirkan budaya tersebut di ekosistem internet di Indonesia," jelas eks Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Kemudian di sisi digital safety atau keamanan digital, Sandi menyebut kedaulatan digital masyarakat Indonesia pun harus dikuasai.
"Saya ajak masyarakat untuk kolaborasi untuk menghadapi revolusi 4.0," tambahnya.
Senanda dengan Sandiaga, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi Fisipol UGM, Novi Kurnia mengungkapkan, terkait dengan digital safety, pemahaman mengenai perlindungan data pribadi perlu menjadi perhatian.
Sebab, tingginya angka pengguna internet di Indonesia juga rawan kejahatan, khususnya di ranah digital.
Baca Juga: Catat Kinerja Positif, Transformasi Digital Telkom Mulai Membuahkan Hasil
Berdasarkan data Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, selama 2019 terdapat 1.504 kasus penipuan digital.
Sementara pada Januari hingga November 2020, tercatat 4.250 laporan kejahatan siber.
Lalu pada Mei 2021, ada dugaan 279 juta data WNI yang bocor dari BPJS kesehatan.
Terbaru, ada kebocoran data pribadi pada 31 Agustus 2021 dari aplikasi eHAC lama milik Kementerian Kesehatan.
“Mengapa data pribadi harus dilindungi? Data pribadi ini harta kita yang paling berharga, kalau kata orang sekarang data is the new oil, bisa dimanfaatkan dan diperjualbelikan," jelas Novi.