Suara.com - Analis media sosial sekaligus Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyarankan pemerintah untuk melakukan sayembara yang melibatkan hacker demi menanggulangi kasus kebocoran data.
Hal ini ia sampaikan dalam respons terkait dugaan tercecernya data pribadi milik 1,3 juta pengguna aplikasi eHAC milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
"Lakukan bug bounty, sejenis sayembara. Libatkan hacker lokal Indonesia. Biar mereka (pemerintah) tahu celahnya," kata Ismail saat dihubungi Suara.com lewat telepon, Selasa (31/8/2021).
Bug Bounty sendiri adalah sebuah program untuk mencari celah keamanan yang rentan dibobol, baik itu dalam website maupun software seperti aplikasi. Biasanya, program ini banyak dipakai oleh perusahaan besar teknologi.
Baca Juga: Tercecernya Data Aplikasi eHAC Coreng Indonesia di Mata Dunia
"Nanti hacker itu akan memberitahu pemerintah atau developer agar mengetahui celah di aplikasi. Terus kasih penghargaan yang banyak, biar mereka (hacker atau bug hunter) senang," tutur Ismail.
Di satu sisi, lanjut Ismail, itu bisa melibatkan masyarakat Indonesia yang memang mengerti soal IT. Menurutnya, mereka bisa hardening atau menemukan kesalahan dalam aplikasi, hingga menjaga keamanannya.
"Kalau hacker berhasil menemukan celahnya, dia enggak akan download. Dia akan diminta memberitahu ke developer atau pemerintah," kata Ismail.
Lebih lanjut, Ismail mengungkap apabila hacker ada kemungkinan untuk mencuri data yang rentan, maka pemerintah bisa melaporkannya ke kepolisian atau pihak berwenang lainnya.
"Nanti dia (hacker) akan diminta untuk memberitahu celahnya. Apabila mencuri, pemerintah atau developer bisa melaporkan hacker ini ke kepolisian," ujarnya.
Baca Juga: Data eHAC Tercecer di Internet, Pemerintah Harus Minta Maaf