Varian Baru Covid-19 Muncul di Afsel, Mampukah Geser Dominasi Varian Delta?

Liberty Jemadu Suara.Com
Selasa, 31 Agustus 2021 | 01:13 WIB
Varian Baru Covid-19 Muncul di Afsel, Mampukah Geser Dominasi Varian Delta?
Varian baru Covid-19 ditemukan di Afrika Selatan. Dinamai C.1.2, ia diketahui memiliki mutasi yang berkaitan dengan kemampuan untuk menular lebih cepat dan mengakali antibodi dari vaksin. Foto: Ilustarasi virus corona. (pixabay)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan Afrika Selatan mengatakan telah menemukan varian terbaru Covid-19. Varian ini memiliki banyak mutasi, tetapi belum diketahui apakah dia lebih menular dari varian sebelumnya, termasuk varian Delta yang kini mendominasi Bumi.

Varian baru itu, dinamai C.1.2, pertama kali ditemukan pada Mei lalu. Kini varian itu sudah menyebar di sebagian besar wilayah Afrika Selatan dan di tujuh negara lain di Afrika. Varian itu juga sudah ada di Eropa, Asia, dan bahkan Oseania.

"Pandemi ini masih jauh dari kata selesai dan virus ini masih terus mencari cara lebih gampang untuk menginfeksi kita," kata Richard Lessels, pakar penyakit menular Afsel yang terlibat dalam penelitian varian C.1.2 seperti dilansir dari Reuters, Senin (30/8/2021).

Sebelum C.1.2, di Afsel sudah ditemukan varian lain yang dinamai Beta. Ini satu dari empat varian yang dilabeli sebagai variant of concern oleh badan kesehatan dunia, WHO.

Baca Juga: Kemenkes: 1.800 Tes Pengurutan Genom per Bulan untuk Deteksi Varian Covid-19

Varian Beta diketahui lebih mudah menular dan ada bukti yang menunjukkan bahwa ia bisa melumpuhkan antibodi yang dihasilkan oleh vaksin.

C.1.2 vs Varian Delta

Menurut penelitian, banyak mutasi pada varian baru ini berkaitan dengan mutasi yang memicu peningkatan penularan pada varian lain sebelumnya. Mutasi-mutasi pada C.1.2 juga berasosiasi dengan kemampuan untuk melumpuhkan antibodi pada tubuh manusia.

Lessels menguraikan C.1.2 memiliki bagian-bagian atau properti yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengelabui antibodi hasil vaksinasi atau antibodi alami pada penyintas Covid-19 seperti yang dimiliki varian Delta. Tetapi pada C.1.2 jumlahnya lebih banyak.

Sejauh ini varian Delta adalah yang paling menular dan paling perkasa di antara varian Covid-19 lainnya. Varian C.1.2 tampaknya juga belum bisa menggeser dominasi varian Delta.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Menurun, Menkes Minta Masyarakat Tetap Eling Lan Waspodo

Di Afsel, contohnya, sampai pada Juli kemarin C.1.2 belum bisa mengalahkan Delta sebagai varian paling mayoritas. Jika dibandingkan lebih rinci, proporsi varian C.1.2 pada Juli hanya 3 persen dari total kasus, naik dari 1 persen di Juni.

Sementara Delta ditemukan pada 67 persen dari total kasus Covid-19 di Afsel pada Juni dan naik menjadi 89 persen pada Juli kemarin.

Para ilmuwan mengatakan kemampuan varian baru ini untuk lebih mudah menular dan melumpuhkan antibodi belum bisa dipastikan. Studi lebih lanjut masih digelar untuk memahami C.1.2 ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI