Vaksin Booster Covid-19 Diperlukan Setiap 5 Bulan?

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 29 Agustus 2021 | 13:28 WIB
Vaksin Booster Covid-19 Diperlukan Setiap 5 Bulan?
Ilustrasi vaksin Covid-19 (Unsplash.com/@3dparadise).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, dia dan Dr. Anthony Fauci membahas tentang perlunya vaksin booster Covid-19 setiap lima bulan, daripada setiap delapan seperti yang diantisipasi sebelumnya.

Dilansir dari New York Post, Minggu (29/8/2021), jangka waktu lebih pendek akan meningkatkan jumlah dosis vaksin yang perlu disisihkan AS untuk suntikan booster.

“Pertanyaan yang diajukan adalah haruskah itu lebih pendek dari delapan bulan? Haruskah hanya lima bulan? Itu sedang dibahas. Saya berbicara dengan Dr. Fauci pagi ini tentang itu,” kata Joe Biden.

Joe Biden mengatakan bahwa vaksin booster untuk orang Amerika akan dimulai di sini pada 20 September mendatang, sambil menunggu persetujuan dari FDA dan komite ahli luar CDC.

Baca Juga: Dari Binatang atau Lab China? Intelijen Amerika Gagal Temukan Asal Covid-19

Presiden AS itu tidak mengatakan apa yang direkomendasikan Fauci, mengenai waktu suntikan booster.

Israel mulai memberikan suntikan booster kepada warga lanjut usia bulan lalu.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. [Saul Loeb/AFP]
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. [Saul Loeb/AFP]

Pfizer dan BioNTech telah meminta persetujuan FDA untuk suntikan booster untuk vaksin dua dosis mereka, yang merupakan opsi yang paling banyak digunakan di AS.

Data menunjukkan, suntikan ketiga meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan virus.

Vaksin dua dosis serupa dari Moderna dibuat dengan teknologi yang sama.

Baca Juga: Bom Meledak di Bandara Kabul, 60 Warga Sipil dan 13 Tentara AS Tewas

Vaksin satu dosis Johnson & Johnson juga bekerja lebih baik dengan suntikan ekstra, kata perusahaan itu minggu ini.

Vaksin secara dramatis menurunkan risiko gejala serius, rawat inap, dan kematian, tetapi tingkat vaksinasi yang tinggi tidak menghentikan lonjakan kasus virus varian Delta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI