Dari Binatang atau Lab China? Intelijen Amerika Gagal Temukan Asal Covid-19

Liberty Jemadu Suara.Com
Sabtu, 28 Agustus 2021 | 10:10 WIB
Dari Binatang atau Lab China? Intelijen Amerika Gagal Temukan Asal Covid-19
Belasan badan intelijen AS gagal menemukan asal-muasal Covid-19. Foto: Warga berziarah di dekat pusara keluarganya di area pemakaman khusus COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (15/7/2021). [Antara/M Risyal Hidayat]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Dunia butuh jawaban dan saya tidak akan berhenti sampai memperoleh jawaban-jawaban tersebut," tegas Biden seperti diwartakan The Guardian.

Lebih lanjut Biden berjanji bahwa AS tidak akan berhenti mencari tahu asal-muasal Covid-19 dan akan melakukan segala upaya untuk "melacak akar" penyebaran virus Sars-Cov-2 ini.

Sebenarnya pada Januari sampai Februari 2021, tim investigator organisasi kesehatan dunia atau WHO yang didampingi para ilmuwan China telah melakukan penyelidikan soal asal-muasal Covid-19 di China. Mereka juga melakukan penyelidikan di Wuhan.

Penyelidikan WHO menunjukkan ada empat kemungkinan asal-usul Covid-19. Kemungkinan atau teori paling kuat adalah virus berasal kelelawar yang melompat ke manusia lewat perantara binatang lain. Kedua, teori bahwa Covid-19 melompat langsung dari kelelawar ke manusia.

Ketiga penularan pertama kali terjadi pada manusia lewat rantai dingin makanan beku - tetapi WHO dan peneliti China menyebut peluang untuk teori ini tetapi sangat kecil. Lalu teori terakhir adalah berasal dari laboratorium, meski WHO mengatakan ini sangat kecil kemungkinan terjadi.

Tetapi kesimpulan WHO ini dikritik oleh sejumlah ilmuwan terkemuka di dunia. Menurut mereka, sampai ada bukti pasti bahwa Covid-19 tidak bocor dari laboratorium, WHO tidak berhak menyingkirkan teori tersebut. Alih-alih semua kemungkinan harus terus ditelusuri dengan serius.

Sejak pertama kali dilaporkan pada akhir 2019, Covid-19 telah menewaskan 4,6 juta orang di dunia. Di Indonesia sendiri, sampai 27 Agustus kemarin, sudah 130.781 orang meninggal dunia akibat wabah ini, meski beberapa lembaga dan peneliti bilang jumlah kematian jauh di atas angka resmi pemerintah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI