Suara.com - Para arkeolog menemukan kerangka sepasang kekasih yang terkubur bersama lebih dari 1.500 tahun lalu di China utara.
Saat ditemukan, kerangka tersebut dalam posisi berpelukan.
Para ahli mengatakan, ada kemungkinan perempuan mengorbankan dirinya agar bisa dimakamkan bersama kekasihnya.
Ini pertama kalinya para ilmuwan menemukan jenis penguburan di mana kerangka dalam posisi berpelukan di China.
Baca Juga: Polisi Ungkap Identifikasi Kerangka Manusia di Pesawahan Pandeglang, Ini Penyebab Tewasnya
"Ini adalah pasangan pertama yang ditemukan dalam pelukan cinta seperti itu di China," kata Qian Wang, profesor di Texas A&M College of Dentistry, dikutip dari Science Alert, Kamis (26/8/2021).
Para arkeolog menemukan makam tersebut ada Juni 2020 dalam penggalian pemakaman selama pekerjaan konstruksi di Provinsi Shanxi.
Pemakaman itu berisi sekitar 600 pemakaman dari Xianbei, sebuah kelompok nomaden kuno di China utara yang berasimilasi dengan budaya China Han.
Dalam analisis sampel, jasad lelaki memiliki tinggi sekitar 161,5 cm dan mengalami beberapa luka, termasuk patah lengan.
Sementara itu, bagian jari hilang di tangan kanan, dan taji tulang di kaki kanannya. Kemungkinan ia meninggal dunia antara usia 29 hingga 35 tahun.
Baca Juga: Geger Penemuan Kerangka Manusia di Persawahan Panimbang Pandeglang, Begini Kondisinya
Sebaliknya, jasad perempuan cukup sehat ketika meninggal.
Tingginya sekitar 157,1 cm dan hanya memiliki masalah pada gigi, seperti gigi berlubang. Ia kemungkinan meninggal usia antara 35 hingga 40 tahun.
Saat ditemukan, kerangka perempuan mengenakan cincin di jari manisnya. Ini menunjukkan pengaruh kebiasaan dari wilayah barat.
Para ahli mengatakan bahwa siapa pun yang menguburkan pasangan itu melakukannya dengan hati-hati karena tubuh lelaki melengkung ke arah perempuan dan lengan kirinya terletak di bawah tubuh perempuan.
Tim arkeolog memiliki beberapa hipotesis tentang bagaimana pasangan itu berakhir di makam yang sama.
Tidak ada bukti bahwa pasangan itu meninggal pada saat yang sama karena kekerasan, penyakit, atau keracunan.
Kemungkinan, lelaki itu meninggal lebih dulu dan perempuan mengorbankan dirinya sendiri agar bisa dimakamkan bersama.
Meski penyebab sebenarnya masih menjadi misteri, para ahli tidak melepaskan kerangka tersebut dan tetap dibiarkan dalam posisi berpelukan agar bisa dipajang di pameran museum masa depan.