BSSN: Sektor Pemerintah Jadi Incaran Favorit Serangan Siber

Dythia Novianty Suara.Com
Rabu, 25 Agustus 2021 | 08:05 WIB
BSSN: Sektor Pemerintah Jadi Incaran Favorit Serangan Siber
Ilustrasi serangan siber (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat sebaran sektor terbanyak yang mengalami kasus kebocoran data akibat malware pencuri informasi adalah sektor pemerintah (45,5 persen).

Diikuti sektor keuangan (21,8 persen), telekomunikasi (10,4 persen), penegakan hukum (10,1 persen), transportasi (10,1 persen), dan lainnya (2,1 persen).

"Lebih banyak memang yang diserang adalah pemerintahan," ujar Kepala BSSN Hinsa Siburian, dilansir dari Antara, Rabu (25/8/2021).

Tercatatkan, dalam kurun waktu Januari hingga Juli 2021 terjadi 741.441.648 kali anomali trafik atau serangan siber.

Baca Juga: Cetak Kartu Vaksin Covid-19 Dapat Timbulkan Penyalahgunaan hingga Kebocoran Data

Menurut Hinsa dari jumlah tersebut, kategori anomali atau serangan terbanyak didominasi oleh malware, lalu aktivitas mengganggu ketersediaan layanan, dan aktivitas trojan.

Hinsa mengatakan, negara telah memberi mandat kepada BSSN untuk menangani permasalahan keamanan siber di Tanah Air.

Kepala BSSN, Hinsa Siburian, mengatakan serangan siber di Indonesia selama Januari - Mei 2021 sebanyak 448.491.256 kali. [Antara]
Kepala BSSN, Hinsa Siburian. [Antara]

BSSN, kata dia, terus berupaya mengamankan ruang siber dengan dengan membentuk Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

CSIRT merupakan tim yang bertanggung jawab untuk menerima, meninjau, dan menanggapi laporan dan aktivitas insiden keamanan siber.

Hinsa mengatakan CSIRT dibangun di lembaga maupun penyelenggara sistem elektronik.

Baca Juga: Masuki Era 5G, Waspadai Risiko Keamanan Siber!

"Itulah pasukan yang sedang kita bangun dan sampai saat ini sudah hampir 100 CSIRT yang sudah terbangun dan terus akan kita bangun sesuai dengan perkembangan dari pembangunan digitalisasi," kata dia.

Hinsa juga menyampaikan bahwa BSSN juga sedang menyelesaikan beberapa produk, di antaranya Strategi Keamanan Siber Nasional.

Menurut dia, keberadaan strategi itu penting dalam membangun dan membentuk kekuatan siber nasional.

"Kemudian jika terjadi krisis kita sudah memiliki manajemen krisis siber nasional," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI