Terungkap! Ini Penyebab Mars Jadi Kering Kerontang

Selasa, 24 Agustus 2021 | 15:23 WIB
Terungkap! Ini Penyebab Mars Jadi Kering Kerontang
Ilustrasi permukaan planet Mars (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para ilmuwan menemukan penyebab mengapa permukaan Mars menjadi kering seperti saat ini.

Menurut data dari tiga pengorbit Mars, badai debu kecil rupanya memainkan peran kunci dalam mengeringkan Planet Merah.

Badai debu Mars dapat menyebar ke seluruh planet. Dalam jangka waktu yang lama, badai raksasa tersebut menjadi penyebab mengapa air menghilang di Mars.

Dalam penelitian terbaru, para ahli mengungkapkan bahwa tidak hanya badai raksasa yang dapat menghilangkan air, tetapi juga badai debu Mars yang lebih kecil.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Asteroid dengan Orbit Tercepat di Tata Surya

"Badai debu regional mempermainkan uap air di atmosfer Mars, menghangatkannya, dan memperlambat transisinya," kata Geronimo Villanueva, ilmuwan planet di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.

Menurutnya, badai debu juga menahan uap air lebih tinggi di atmosfer, di mana radiasi ultraviolet lebih mudah melepaskan atom hidrogen dari molekul air.

Debu di Mars. [NASA]
Debu di Mars. [NASA]

Dilansir dari Space.com, Selasa (24/8/2021), penelitian baru berfokus pada satu badai debu yang terjadi pada Januari dan Februari 2019.

Sebelum badai debu dimulai, para ilmuwan hanya dapat mengidentifikasi uap air di dekat permukaan Mars.

Tetapi saat badai meningkat, para peneliti melihat suhu memanas dan uap air naik.

Baca Juga: Hampir 100 Hari di Mars, China Perpanjang Misi Zhurong

Ketika uap naik lebih dekat ke sinar ultraviolet, tim ahli melihat gelombang hidrogen sebagai tanda bahwa molekul air pecah.

Sayangnya, tidak ada satu pun pesawat ruang angkasa yang mengorbit di Mars dapat melacak semua karakteristik badai debu itu.

Sebagai gantinya, para peneliti memasukkan data dari tiga probe yang berbeda.

Trace Gas Orbiter Badan Antariksa Eropa (ESA) mengukur konsentrasi uap air dan es di atmosfer yang lebih rendah, Mars Reconnaissance Orbiter NASA mengamati debu dan suhu, dan Mars Atmosphere and Volatile Evolution (MAVEN) memantau hidrogen di atmosfer bagian atas.

Badan Antariksa Eropa. [Yann Schreiber/AFP]
Badan Antariksa Eropa. [Yann Schreiber/AFP]

Menurut para ahli, ini adalah kali pertama ketiga probe bekerja sama seperti ini dan memberikan pencapaian yang unik.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI