Suara.com - Pemerintah Etiopia sedang membangun platform media sosialnya sendiri untuk menggantikan Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Zoom.
Hal ini disampaikan badan keamanan komunikasi negara itu, Senin (23/8/2021) waktu setempat.
Menurut direktur jenderal Badan Keamanan Jaringan Informasi Ethiopia Shumete Gizaw, pemerintah tidak berencana untuk memblokir salah satu platform milik Amerika, tapi hanya ingin mengurangi ketergantungan pada perusahaan teknologi asing yang ikut campur dalam politik negara.
Dia menuduh Facebook menghapus posting dan akun pengguna yang katanya menyebarkan kenyataan sebenarnya tentang Etiopia, dilansir dari New York Post, Selasa (24/8/2021).
Baca Juga: Cewek Bongkar Ritual Intim saat Mandi, Tuai Kecaman Warganet
Pada Juni lalu, beberapa hari sebelum pemilihan nasional, Facebook mengatakan bahwa telah menghapus jaringan akun palsu di negara berpenduduk 112 juta yang menargetkan pengguna domestik.
Facebook mengatakan, akun palsu itu terkait dengan individu yang terkait dengan pemerintah Ethiopia.
Kelompok hak asasi manusia juga mengkritik pemerintah Ethiopia karena penutupan layanan media sosial termasuk Facebook dan WhatsApp selama setahun terakhir.
Dugaan campur tangan dan penutupan pemerintah terjadi di tengah perang saudara yang brutal antara pemerintah federal dan Front Pembebasan Rakyat Tigray, yang mengendalikan sebuah wilayah di utara negara itu.
Pendukung kedua belah pihak sangat bergantung pada media sosial untuk menyebarkan pesan mereka.
Baca Juga: Daftar Nama Grup WhatsApp Lucu dan Unik, Bisa Jadi Inspirasi
Juru bicara Twitter Ann-Marie Lowry menolak berkomentar. Zoom dan Facebook, pemilik WhatsApp, tidak membalas permintaan komentar.