Program Artemis NASA untuk mengembalikan astronot ke Bulan dibangun di atas kemitraan dengan bisnis Amerika karena badan tersebut melanjutkan model yang dibuatnya dengan program kargo dan kru komersial yang berafiliasi dengan Stasiun Luar Angkasa Internasional.
Sementara astronot akan meluncurkan megaroket Space Launch System (SLS) milik agensi dan pesawat ruang angkasa Orion, NASA ingin menggunakan mitra komersial untuk mengangkut mereka ke permukaan bulan.
Tiga kelompok mengajukan proposal untuk mengisi peran itu SpaceX, Dynetics, dan Blue Origin.
Banyak yang berharap NASA akan memilih dua, seperti yang terjadi pada kontrak stasiun luar angkasa.
Sementara itu, Kongres mengalokasikan lebih sedikit uang untuk program tersebut daripada yang diminta NASA, 850 juta dolar AS dibandingkan dengan lebih dari 3 miliar juta dolar AS.
Jadi NASA hanya memberikan satu kontrak, dan hanya untuk SpaceX, yang telah mengajukan tawaran terkecil dan berencana untuk mengadaptasi kendaraan Starship dan booster Super Heavy yang sudah dalam pengerjaan itu.
Blue Origin and Dynetics segera meminta Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) untuk meninjau keputusan NASA, yang memaksa penghentian proyek.
![Logo SpaceX. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2018/09/14/40172-spacex.jpg)
"NASA berkomitmen untuk Artemis dan untuk mempertahankan kepemimpinan global bangsa dalam eksplorasi ruang angkasa," tulis pejabat badan tersebut dalam pernyataannya.
"Dengan mitra kami, kami akan pergi ke bulan dan tinggal memungkinkan penyelidikan sains, mengembangkan teknologi baru, dan menciptakan pekerjaan bergaji tinggi untuk kebaikan yang lebih besar dan dalam persiapan untuk mengirim astronot ke Mars," pungkasnya.
Baca Juga: NASA Bersiap Kumpulkan Sampel Kedua di Mars