Sumber Hujan Meteor Geminid, Asteroid Phaethon, Perilakunya seperti Komet

Dythia Novianty Suara.Com
Minggu, 22 Agustus 2021 | 06:05 WIB
Sumber Hujan Meteor Geminid, Asteroid Phaethon, Perilakunya seperti Komet
Hujan Meteor Geminid. [Ye Aung Thu/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Phaethon, sumber hujan meteor Geminid, telah menarik minat para ilmuwan selama bertahun-tahun karena asteroid ini berperilaku seperti komet.

Penelitian terbaru mengungkapkan alasan mengapa bola eksentrik ini menjadi sangat terang saat mendekati Matahari.

Asteroid dan komet sama-sama mengorbit Matahari, tetapi asteroid terbuat dari logam dan material berbatu, sedangkan komet terbuat dari berbagai jenis es, batu, dan debu.

Ketika orbitnya membawa komet lebih dekat ke Matahari, mereka memanas. Benda-benda beku dari tepi tata surya ini melepaskan debu dan batu saat esnya menguap, menciptakan ekor khas yang dapat membentang jutaan mil.

Baca Juga: Jangan Terlewat, Ini Cara Saksikan Hujan Meteor Orionid

Komet dan puing-puing esnya biasanya menjadi sumber hujan meteor yang kita lihat di langit malam, yang membuat Phaethon tidak biasa.

Para ilmuwan telah memperdebatkan sifat dari Phaethon. Asteroid dekat Bumi yang dilacak dengan cermat telah disamakan dengan komet, sehingga disebut "komet batu."

Ilustrasi asteroid (Shutterstock).
Ilustrasi asteroid (Shutterstock).

Phaethon ditemukan pada Oktober 1983 dan dinamai menurut mitos Yunani tentang putra Helios, dewa Matahari, karena ia mendekati Matahari kita.

Phaethon mengorbit Matahari lebih dekat daripada asteroid lain dan membutuhkan 1,4 tahun, atau 524 hari, untuk menyelesaikan orbitnya.

Asteroid memanas hingga 1.390 derajat Fahrenheit (754 derajat Celcius) pada pendekatan terdekatnya dengan Matahari, yang menyebabkannya melepaskan puing-puing berdebu.

Baca Juga: Jangan Terlewat! Ini Cara Saksikan Hujan Meteor Perseid Besok

Partikel-partikel ini menyebabkan hujan meteor Geminid setiap Desember ketika mereka terjun ke atmosfer bumi dengan kecepatan 22 mil (35,4 kilometer) per detik, menguap dalam garis-garis yang kita sebut "bintang jatuh".

Jadi mengapa asteroid Phaethon selebar 3,6 mil (5,8 kilometer) menjadi cerah saat mendekati Matahari?

Pemodelan baru dan tes laboratorium telah mengungkapkan bahwa asteroid dapat melepaskan sesuatu yang lain ketika memanas: natrium.

Dilansir dari CNN, Minggu (22/8/2021), studi ini diterbitkan di The Planetary Science Journal.

"Phaethon adalah objek aneh yang menjadi aktif saat mendekati Matahari," kata penulis utama studi Joseph Masiero, seorang ilmuwan di Pusat Pemrosesan dan Analisis Inframerah Institut Teknologi California, dalam sebuah pernyataan.

"Kami tahu itu adalah asteroid dan sumber Geminid. Tapi mengandung sedikit atau tanpa es, jadi kami tertarik dengan kemungkinan bahwa natrium, yang relatif berlimpah di asteroid, bisa menjadi elemen yang mendorong aktivitas ini," jelasnya.

Selama titik terdekatnya dengan Matahari, suhu permukaan Phaethon meningkat sedemikian rupa sehingga natrium di dalam asteroid mendesis, menguap, dan keluar ke luar angkasa.

Foto terdekat matahari yang berhasil diambil oleh NASA dan ESA.[NASA]
Foto terdekat matahari yang berhasil diambil oleh NASA dan ESA.[NASA]

Ini akan menyebabkan asteroid menjadi cerah, hampir setinggi komet dan juga menumpahkan puing-puing berbatu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI