Cetak Sejarah, Hujan Turun di Puncak Greenland

Sabtu, 21 Agustus 2021 | 10:02 WIB
Cetak Sejarah, Hujan Turun di Puncak Greenland
Ilustrasi Greenland (Pixabay/Thomas_Ritter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hujan turun di puncak lapisan es Greenland untuk pertama kalinya dalam sejarah. Ini meningkatkan kekhawatiran tentang kondisi es yang sudah genting.

Sebanyak 7 miliar ton air turun di puncak lapisan es Greenland pada Sabtu (14/8/2021) sebagai hujan, alih-alih salju.

Menurut rekaman yang diambil oleh National Science Foundation, ini adalah ketiga kalinya suhu di puncak Greenland meningkat di atas titik beku dalam waktu kurang dari satu dekade.

Hujan yang terjadi hingga Minggu (15/8/2021) itu juga disertai dengan mencairnya es seluas 872.000 kilometer persegi.

Baca Juga: Duh! Es di Greenland Alami Pencairan Dahsyat

"Tidak ada laporan sebelumnya tentang curah hujan di lokasi ini. Jumlah es yang hilang dalam satu hari sama dengan rata-rata es yang hilang selama satu minggu pada waktu yang sama dalam setahun," kata peneliti dari Pusat Data Salju dan Es Nasional AS (NSIDC).

Menurut Ted Scambos, ilmuwan di NSIDC, curah hujan merupakan indikasi pasti bahwa Greenland memanas dengan cepat.

Banyak ahli mengatakan 2021 menjadi tahun yang mengkhawatirkan bagi lapisan es di Antartika. Pada Februari, para peneliti memperingatkan bahwa lapisan es Greenland sedang menuju titik kritis, di mana sebagian besar es dapat mencair.

Sebelumnya pada Juli, lapisan es mengalami peristiwa pencairan besar-besaran dengan 9,37 miliar ton es mencair dari permukaan per hari.

Dilansir dari Live Science pada Sabtu (21/8/2021), NSIDC memperkirakan bahwa permukaan laut global akan naik sekitar enam meter jika semua es Greenland mencair.

Baca Juga: Jejak Lautan Magma Purba Berusia 4,5 Miliar Tahun Ditemukan di Greenland

Para ilmuwan mengaitkan penyebab curah hujan dengan peristiwa atmosfer, yang disebut antisiklon, di atas Greenland.

Kondisi antisiklon ini memungkinkan cuaca panas bertahan di satu area untuk waktu yang lama, menciptakan gelombang panas.

Laporan penting yang dirilis Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) PBB memperingatkan bahwa Bumi diperkirakan akan mencapai ambang kritis pemanasan 1,5 derajat Celcius karena perubahan iklim dalam 20 tahun mendatang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI