Suara.com - Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) menyatakan kegiatan rehabilitasi mangrove yang dilakukan masyarakat merupakan investasi jangka panjang yang hasilnya mampu meningkatkan perekonomian warga.
"Rehabilitasi mangrove ini merupakan investasi jangka panjang 4-5 tahun atau lebih, rehabilitasi mangrove bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi masyarakat, apabila dikelola menjadi ekowisata" ujar Sekretaris BRGM Ayu Dewi Utari dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (20/8/2021).
Bahkan, rehabilitasi mangrove melalui pola Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bisa menjaga ekosistem serta memberikan tambahan penghasilan untuk masyarakat.
"Kegiatan rehabilitasi mangrove tidak mungkin terlaksana secara instan, karena menanam mangrove di umur 1-2 tahun manfaatnya belum banyak, tapi di umur 5 tahun atau lebih, manfaatnya akan sangat besar untuk masyarakat," ujarnya.
Baca Juga: Pantau Gambut Soroti Rendahnya Komitmen Restorasi Swasta
Manfaat tersebut, tambahnya, misalnya terbentuknya daerah wisata dari ekosistem mangrove, bisa jadi tambahan penghasilan baru bagi masyarakat.
"Ekosistem terjaga, masyarakat sejahtera, tujuan utama dari restorasu gambut dan rehabilitasi mangrove," katanya.
Sementara itu Ketua Kelompok Embun Sementeh, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau Maspian mengatakan dalam program penanaman mangrove BRGM dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Sei Jang Duriangkang, kelompoknya mendapat kuota area tanam seluas 55 hektare.
Sejak Maret 2021, kelompoknya sudah mulai menanami area tersebut dan ditargetkan selesai pada November atau Desember 2021.
"Progresnya sekarang sudah sekitar 65 persen," ujar dia.
Baca Juga: Mantap! 6.000 Hektare Hutan Bakau di Lima Wilayah Kalbar Bakal Direboisasi
Maspian mengatakan ada dua lokasi penanaman, yakni lokasi tanam pertama berjarak 3 kilometer dari pelabuhan dimana Kelompok Embuh Sementeh mendapat lokasi penanaman seluas 10 hektare.
"Kalau yang lokasi kedua, 45 hektare, jauh. (Jaraknya) 10 sampai 15 kilometer," kata dia.
Maspian berharap dukungan pemerintah, dalam hal ini BRGM dapat berlangsung tiap tahun karena selain menjawab persoalan lapangan kerja masyarakat, kegiatan semacam ini juga menjadi investasi bagi anak cucunya di barat daya Pulau Natuna.
"Sehingga nantinya ekosistem mangrove bisa dimanfaatkan sebagai lokasi ekowisata yang menambah pemasukan warga," katanya. [Antara]