Tapi, objek 48078 hanya memiliki satu set data orbit, yang dikumpulkan pada Maret lalu.
Melihat data tersebut, McDowell meyakini bahwa satelit Yunhai 1-02 yang pecah pada 18 Maret adalah kandidat yang bertabrakan dengan objek 48078.
"Yunhai 1-02 dan objek 48078 melintas dalam jarak 1 kilometer satu sama lain. Dalam margin kesalahan sistem pelacakan, pada 18 Maret pukul 3:41 pagi EDT, tepat ketika 18SPCS melaporkan Yunhai pecah," tulis McDowell dalam sebuah cuitan, dikutip dari Space.com, Kamis (19/8/2021).
Tabrakan tersebut menghasilkan 37 objek puing yang telah terdeteksi hingga saat ini dan kemungkinan ada puing lain yang tidak terlacak.
Meskipun mengalami kerusakan, Yunhai 1-02 tampaknya selamat dari bentrokan yang terjadi di ketinggian 780 km.
Pelacak radio amatir terus mendeteksi sinyal dari satelit, walau tidak jelas apakah Yunhai 1-02 masih dapat melakukan tugasnya.
![Ilustrasi sampah luar angkasa. [Shutterstock]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/08/09/53792-sampah-luar-angkasa.jpg)
McDowell menggambarkan insiden itu sebagai tabrakan orbit besar pertama yang dikonfirmasi sejak Februari 2009.
Namun, saat ini mungkin tabrakan antariksa akan semakin sering terjadi, mengingat banyak negara yang terus meluncurkan lebih banyak satelit ke orbit.
"Tabrakan sebanding dengan kuadrat jumlah benda di orbit. Artinya, jika kita memiliki 10 kali lebih banyak satelit, maka akan terjadi 100 kali lebih banyak tabrakan," tambah McDowell.
Baca Juga: Ternyata, Sinyal Misterius Tahun Lalu Bersumber dari Ini
Masalah sampah antariksa saat ini tidak terlalu parah, tetapi peristiwa Yunhai bisa menjadi semacam tanda peringatan.