CSIS Luncurkan Dashboard Ujaran Kebencian

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 18 Agustus 2021 | 17:27 WIB
CSIS Luncurkan Dashboard Ujaran Kebencian
CSIS meluncurkan dashboard ujaran kebencian di Indonesia pada Rabu (18/8/2021). [CSIS]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Centre for Strategic and International Studies (CSIS) meluncurkan "dashboard" ujaran kebencian yang bernama CSIS National Hate Speech Dashboard dan dapat diakses melalui hatespeech.csis.or.id.

"Dashboard ini mudah-mudahan bisa memberi sumbangan pada usaha-usaha kita untuk mengurangi risiko konflik (akibat ujaran kebencian, red)," kata Direktur Eksekutif CSIS Philips Vermonte dalam seminar bertajuk "Api dalam Sekam: Fenomena Ujaran Kebencian di Indonesia", yang diselenggarakan secara daring, Rabu (18/8/2021).

Adapun tujuan dari di adakannya seminar tersebut adalah untuk memperkenalkan National Hate Speech Dashboard kepada publik.

Ia mengatakan, dashboard ujaran kebencian ini merupakan cara baru yang dibentuk oleh para peneliti CSIS guna melihat tren kebencian yang terjadi di platform daring, khususnya Twitter.

Pentingnya mengawasi tren kebencian di masyarakat dilatarbelakangi oleh banyaknya konflik etnis, agama, dan politik yang bermula dari tidak terkendalinya ujaran kebencian di media sosial.

:Sehingga pecah menjadi konflik terbuka yang mengakibatkan banyak korban jiwa," ucapnya.

Oleh karena itu, Philips mengatakan bahwa penting bagi peneliti dan juga pemerintah untuk melihat peningkatan frekuensi ujaran kebencian yang dilakukan oleh berbagai kelompok masyarakat agar dapat segera melakukan mitigasi konflik.

"Dashboard ini berperan untuk memotret tren (ujaran kebencian, red) dan kemudian mendorong rekomendasi-rekomendasi kebijakan," tutur Philips.

Seluruh peneliti, termasuk para analis kebijakan yang berada di berbagai kementerian terkait, dapat memanfaatkan data yang ditampilkan di dashboard ujaran kebencian untuk melakukan analisis kebijakan.

Baca Juga: CSIS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dari Teknologi Digital Capai 1 Persen

"Sehingga dapat memitigasi persoalan terkait hate speech dan konflik sosial maupun politik di Indonesia," ujar Philips Vermonte.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI