Riset: Penjualan Ponsel 5G Akan Sumbang 50 Persen dari Total Pendapatan di 2025

Selasa, 17 Agustus 2021 | 14:36 WIB
Riset: Penjualan Ponsel 5G Akan Sumbang 50 Persen dari Total Pendapatan di 2025
Ilustrasi ponsel 5G. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah riset yang dikeluarkan Juniper Research menunjukkan, penjualan smartphone 5G akan mencapai 50 persen dari total keseluruhan pendapatan ponsel pada 2025 mendatang.

Di tahun tersebut, penjualan ponsel 5G di dunia disebut mencapai 337 miliar dolar AS atau Rp 4,8 triliun.

Angka ini meningkat tiga kali lipat dari perkiraan total penjualan ponsel 5G tahun 2021 yang mencapai 108 miliar dolar AS atau Rp 1,5 triliun.

Dalam riset bertajuk "5G Smartphones: Trends, Regional Analysis & Market Forecasts 2021-2026", Juniper mengatakan, ponsel 5G makin sukses lantaran dapat memproses bandwith besar dan latensi rendah untuk penggunaan cloud.

Baca Juga: Menkominfo Minta Produsen Ponsel di Indonesia Buka Software 5G

Tak hanya itu, ponsel 5G selanjutnya akan muncul dengan harga yang lebih kompetitif atau terjangkau.

Dikutip dari Phone Arena, Selasa (17/8/2021), salah satu kunci untuk meningkatkan penggunaan ponsel 5G di pasar negara berkembang adalah meningkatkan ketersediaan perangkat dengan harga lebih murah.

Ponsel Android. [Denny Müller/Unsplash]
Ponsel Android. [Denny Müller/Unsplash]

Juniper menyatakan, pada 2025 nanti, harga ponsel 5G Android di dunia akan lebih murah 65 persen dari harga iPhone 5G global.

Riset juga mengatakan bahwa harga murah untuk ponsel Android 5G akan membantu model Android dapat mendominasi pasar 5G di area seperti Amerika Latin.

Sementara itu, popularitas iPhone Apple di negara maju akan membantu wilayah Amerika Utara dan Eropa mendapatkan 40 persen dari pendapatan ponsel 5G global pada 2025.

Baca Juga: Sasar Ponsel 5G, MediaTek Luncurkan Chipset Dimensity 920 dan Dimensity 810

Namun, ada satu masalah yang akan berimbas pada penjualan ponsel 5G di kedua wilayah, di mana negara-negara tersebut akan memiliki peraturan terkait perbaikan ponsel lama mereka.

Itu artinya, akan ada banyak pengguna yang memilih memperbaiki ponsel lama mereka ketimbang menggantinya dengan model baru. Ini turut berdampak pada penjualan ponsel 5G.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI