Suara.com - Para ilmuwan mendeteksi riak pada cincin terdalam Saturnus dan peristiwa tersebut mampu mengungkapkan inti dalam planet bercincin itu.
Penelitian baru ini menggunakan data dari misi Cassini NASA.
Pada 2013, data dari misi mengungkapkan untuk pertama kalinya bahwa cincin terdalam Saturnus, cincin-D, beriak dan berputar dengan pola yang misterius.
Dalam studi baru, gerakan cincin itu dapat memberikan informasi tentang proses di interior planet.
Baca Juga: Radiasi Dapat Picu Kehidupan di Mars
"Kami menggunakan cincin Saturnus untuk mengukur osilasi di dalam planet. Ini adalah pertama kalinya kami mampu menyelidiki secara seismik struktur planet gas raksasa dan hasilnya cukup mengejutkan," kata Jim Fuller, asisten profesor astrofisika di Caltech.
Para ahli menemukan bahwa inti planet tidak hanya berlumpur, tetapi juga tampak meluas hingga 60 persen dari diameter planet.
Kondisi ini membuatnya jauh lebih besar dari perkiraan sebelumnya.
Analisis menunjukkan bahwa inti Saturnus mungkin sekitar 55 kali lebih besar dari Bumi.
Alih-alih padat seperti Bumi, inti Saturnus terdiri dari cairan logam dan es serta batu.
Baca Juga: Ilmuwan Temukan Bayi Matahari, Berusia 600 Juta Tahun
Menurut Christopher Mankovich, penulis utama penelitian, menjelaskan bahwa gerakan di inti menyebabkan permukaan Saturnus terus-menerus beriak.
Dilansir dari Space.com, Selasa (17/8/2021), gelombang permukaan ini menciptakan perubahan kecil dalam gravitasi planet yang mempengaruhi cincin.
Para ahli mengatakan bahwa sifat riak cincin itu menunjukkan bahwa inti terdiri dari lapisan yang stabil.
Bahan yang lebih berat berada di sekitar pusat planet dan tidak bercampur dengan yang lebih ringan di permukaan.
Menariknya, dalam temuan baru oleh misi Juno NASA baru-baru ini juga menunjukkan bahwa planet gas raksasa Jupiter kemungkinan juga memiliki inti serupa.