Jangan Terlewat, Ini Cara Saksikan Hujan Meteor Orionid

Senin, 16 Agustus 2021 | 08:20 WIB
Jangan Terlewat, Ini Cara Saksikan Hujan Meteor Orionid
Ilustrasi hujan meteor (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hujan meteor Orionid akan aktif mulai 2 Oktober hingga 7 November, namun puncak hujan meteor akan terjadi pada 21 Oktober 2021.

Tahun ini, pengamat langit di belahan Bumi utara dan selatan dapat melihat setidaknya 20 meteor per jam, dengan syarat kondisi langit gelap dan bebas polusi.

"Sejujurnya Orionid akan memesona tahun ini, Bulan akan muncul sepanjang malam, dari Matahari terbenam hingga Matahari terbit," kata Bill Cooke, ahli meteor NASA, dikutip dari Space.com, Senin (16/8/2021).

Hujan meteor ini berasal dari partikel Komet 1P/Halley atau yang lebih dikenal dengan Komet Halley. Komet terkenal ini melewati Bumi setiap 75 hingga 76 tahun.

Baca Juga: Jangan Terlewat! Ini Cara Saksikan Hujan Meteor Perseid Besok

Seperti namanya, hujan meteor Orionid berada di dekat konstelasi Orion.

Cooke mengatakan bahwa waktu terbaik untuk melihat meteor Orionid adalah pada 21 Oktober.

Hujan Meteor Orionid. [In the Sky]
Hujan Meteor Orionid. [In the Sky]

Namun, jika pengamat melewati puncaknya, hujan meteor Orionid akan tetap aktif hingga awal November.

Terkadang hujan meteor Orionid menghasilkan tampilan spektakuler hingga 80 meteor per jam.

Dalam beberapa tahun terakhir ini, hanya menghasilkan pancaran yang lebih sederhana sekitar 20 atau 30 meteor terlihat per jam.

Baca Juga: Hujan Meteor Perseid Bisa Dinikmati 12 - 13 Agustus di Indonesia

Menurut In the Sky, hujan meteor Orionid dapat dilihat mulai pukul 22:22 WIB ketika titik pancarannya di atas ufuk timur.

Hujan meteor tersebut akan tetap aktif hingga fajar menyingsing sekitar pukul 05:07 WIB.

Sementara titik pancaran akan terjadi sekitar pukul 04:00 WIB, sehingga hujan meteor kemungkinan akan menghasilkan tampilan terbaiknya sesaat sebelum fajar.

Meteor tersebut diperkirakan akan melesat dengan kecepatan hingga 238.000 km/jam.

Sama seperti pengamatan hujan meteor lainnya, pengamat hanya perlu pergi ke lokasi yang jauh dari lampu kota dan bebas polusi cuaca.

Astronom. [Martin Sattler/Unsplash]
Astronom. [Martin Sattler/Unsplash]

Pengamat tidak perlu menggunakan teleskop atau teropong karena hujan meteor dirancang untuk dilihat secara bersamaan di langit.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI