Suara.com - Badan antariksa India mengalami kegagalan dalam meluncurkan satelit pemantau bumi.
Hal ini terjadi karena adanya kesalahan teknis yang tidak diketahui pada tahap atas roket GSLV-F10.
Kendaraan Peluncuran Satelit Geosinkron India-F10 (GSLV-F10), diluncurkan dari Pusat Antariksa Satish Dhawan di Sriharikota pada 12 Agustus pukul 5:34 pagi waktu setempat.
Tahap pertama dan kedua berjalan sesuai rencana, sayangnya tahap ketiga dan terakhir mengalami kendala karena tidak menyala sebagaimana mestinya.
Baca Juga: India Berhasil Temukan Pesawat yang Hilang di Bulan
Organisasi Penelitian Luar Angkasa India (ISRO) menjelaskan secara singkat tentang peluncuran yang gagal dan mengatakan hal itu terjadi karena anomali teknis.
Tahap atas seharusnya dapat meluncurkan satelit pengamatan Bumi EOS-03 ke orbit geosinkron atau GEO, di mana objek dapat tetap berada di orbit atas Bumi pada posisi tetap.
Satelit EOS-03 bertujuan untuk melacak cuaca buruk, seperti angin topan, semburan awan, dan badai petir.
Satelit tersebut juga seharusnya mengumpulkan data yang relevan dengan industri pertanian, hutan, dan kelautan.
Alih-alih melakukan tugasnya di luar angkasa, satelit itu kini hancur berantakan di dasar Samudra Hindia.
Baca Juga: Ambisi India Mendarat di Bulan Pupus di Saat-saat Terakhir
Menurut keterangan Jonathan McDowell, pakar penerbangan luar angkasa dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian, satelit tersebut dan tahap ketiga kemungkinan jatuh ke Laut Andaman.
Dilansir dari Gizmodo, Jumat (13/8/2021), tanpa tahap ketiga, tidak ada peluang bagi satelit untuk mencapai orbit geosinkron.
Roket mencapai ketinggian maksimum 140 km, sehingga secara teknis berhasil mencapai luar angkasa.
Tetapi, pada kecepatan kurang dari 4,8 km/detik, roket bergerak jauh di bawah kecepatan yang dibutuhkan untuk memasuki orbit.
India sebelumnya berambisi dalam bidang antariksa selama lebih dari satu dekade dengan mengembangkan roket, satelit, dan sistem komunikasinya sendiri.
Negara itu berhasil mengirim wahana ke Mars pada 2014 dan berencana mengirim astronot pertamanya ke luar angkasa pada 2022.