Suara.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meneliti potensi keberadaan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dalam limbah rumah tangga yang masuk ke instalasi pengolahan air perkotaan.
"Saat ini kami sedang melakukan penelitian terhadap air-air limbah yang masuk ke instalasi pengolahan air di fasilitas kota, apakah di situ juga akan ada lepasan berupa virus SARS-CoV-2," kata peneliti di Loka Penelitian Teknologi Bersih (LPTB) LIPI, Akbar Hanif Dawam Abdullah saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Kamis (13/8/2021).
Dawam menuturkan bukan hanya limbah padat, seperti masker bekas pakai yang potensial mengandung virus SARS-CoV-2, tetapi juga limbah air.
Peneliti di LIPI melakukan identifikasi potensi virus penyebab COVID-19 di dalam limbah cair rumah tangga yang masuk ke salah satu instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Baca Juga: Viral Kera Berbulu Putih di Uluwatu, LIPI Angkat Bicara
"Kita juga melakukan sampling bagaimana air-air yang keluar dari rumah, apakah potensial membawa virus SARS-CoV-2 atau tidak, itu seperti apa," tuturnya.
Dawam menuturkan ada potensi lepasan virus SARS-CoV-2 pada limbah cair tersebut. Oleh karena itu, penting untuk mengadakan penelitian signifikan terkait potensi keberadaan virus corona penyebab COVID-19 terhadap air limbah yang nantinya masuk ke instalasi pengolahan air limbah.
"Itu perlu penelitian yang serius," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Penelitian yang dimulai pada 2021 tersebut dilakukan di Bandung, Jawa Barat, dan rencananya selesai pada tahun yang sama.
Penelitian serupa pernah digelar di Belanda pada 2020 lalu. Hasil studi itu, yang diumumkan pada April 2020, menemukan bahwa ada sisa-sisa virus Sars-Cov-2 pada limbah rumah tangga.
Baca Juga: LIPI Olah Sampah Masker Medis Jadi Bahan Bernilai Ekonomi
Mereka bahkan menyimpulkan bahwa virus corona sudah ada di limbah rumah tangga sebelum ada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, demikian disitat dari Bloomberg.
Artinya penelitian di limbah rumah tangga bisa menjadi cara untuk mendeteksi dini potensi wabah COVID-19 di perkotaan mengingat tak semua orang yang terinfeksi penyakit ini menunjukkan gejala.