Kian Penting di tengah Pandemi, Bioteknologi Belum Banyak Peminat di Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 11 Agustus 2021 | 17:50 WIB
Kian Penting di tengah Pandemi, Bioteknologi Belum Banyak Peminat di Indonesia
Pfizer Indonesia mengatakan bidang bioteknologi kesehatan masih rendah peminat di Tanah Air. Foto: Logo Pfizer. [Kenzo Tribouillard/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pfizer Indonesia mengungkapkan bahwa bidang bioteknologi belum banyak diminati di Indonesia, padahal bidang ini semakin penting di dunia, terutama dalam industri kesehatan.

“Bidang studi bioteknologi dari data yang kami peroleh dari salah satu lembaga studi independen, sepertinya bidang bioteknologi kesehatan belum terlalu diminati oleh lulusan setingkat SLTA atau SMA di Indonesia,” kata Direktur Kebijakan dan Hubungan Masyarakat Pfizer Indonesia, Bambang Chriswanto dalam media briefing Peluncuran Pfizer Biotech Fellowship secara daring di Jakarta, Selasa(10/8/2021).

Ia mengungkapkan, para siswa tersebut masih memiliki pemikiran bahwa dengan mempelajari bidang bioteknologi tidak memiliki potensi dan kurang menarik minat mereka.

Bambang menyarankan setiap pihak terkait untuk menggalakkan sosialisasi terkait dengan program bidang studi bioteknologi kesehatan kepada siswa yang akan masuk ke perguruan tinggi.

Baca Juga: Pfizer Indonesia Gelar Pelatihan Bidang Bioteknologi Kesehatan

“Kita percaya dengan sosialisasi, peran dan transformasi perguruan tinggi yg didukung dengan industri, kemudian konteks pandemi pada saat ini kami berharap memberikan momentum segar yang baru kepada calon mahasiswa untuk mengikuti bidang studi ini di universitas negeri atau swasta,” kata dia memberikan cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Ketua Ikatan Program Studi Bioteknologi Indonesia (IPSBI) Dr. ret. nat. Sulistyo Emantoko juga ikut mengungkapkan tantangan selanjutnya yang harus dihadapi adalah mahasiswa bioteknologi perlu lebih mengetahui masalah-masalah nyata yang terjadi di lapangan.

“Sudah sangat banyak penelitian. Satu hal, makanya saya sangat mendukung bagaimana peneliti atau insan yang tergerak di kuliah ini bisa tergantung pada masalah industri yang memiliki masalah riil tentang apa-apa yang terjadi di lapangan terhubung dengan bioteknologi kesehatan,” kata Sulistyo.

Ia mengatakan, tingkat pengetahuan bioteknologi di Indonesia saat ini sudah sangat luas. Namun, hal yang diperlukan adalah mengetahui masalah riil yang sedang terjadi di industri, sehingga setiap pihak bisa mengembangkan pemikiran dan berkolaborasi lebih dalam dengan industri.

Menanggapi masalah tersebut, ia menyarankan supaya mahasiswa yang berada di program studi bioteknologi untuk memperpanjang masa magang agar dapat merasakan semua kegiatan dalam bidang tersebut.

Baca Juga: LENGKAP! Pengertian Bioteknologi dan Contoh Bioteknologi Konvensional dan Modern

“Katakanlah bisa magang industri biasanya yang satu sampai dua bulan ,bisa diperpanjang menjadi enam bulan, melakukan semua pekerjaan di industri seperti ini. Diharapkan mereka tahu masalah riil juga teknologi kesehatan yang ada di industri,” kata dia. [Antara]

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI