Terbang Perdana Akhir 2021, Drone Tempur Elang Hitam Lompatan Teknologi Indonesia

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 11 Agustus 2021 | 06:05 WIB
Terbang Perdana Akhir 2021, Drone Tempur Elang Hitam Lompatan Teknologi Indonesia
Pesawat Udara Nir-Awak Medium Altitude Long Endurance (PUNA MALE) diperlihatkan di hanggar PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/12/2019). Drone tempur ini dinamai Elang Hitam. [Antara/M Agung Rajasa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengatakan PUNA Elang Hitam, yang merupakan pesawat udara nirawak jenis medium altitude long endurance (MALE), sebagai lompatan teknologi masa kini untuk kemajuan Indonesia.

"PUNA Elang Hitam merupakan upaya lompatan teknologi masa kini sebagai langkah menjangkau teknologi maju di masa depan menuju Indonesia emas di tahun 2045," kata Kepala BPPT Hammam Riza dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan bahwa PUNA Elang Hitam yang merupakan inovasi teknologi di bidang pertahanan, direncanakan terbang perdana pada akhir 2021.

PUNA Elang Hitam, kata dia, dapat beroperasi otomatis, memiliki daya tahan terbang lebih dari 24 jam, mempunyai jangkauan jelajah operasi 23.000 kilometer (km) tanpa henti (non-stop) dengan ketahanan terbang tinggi selama 30 jam, siang dan malam, dalam radius 250 km.

Baca Juga: Mendikbudristek Beberkan 5 Fokus Riset ke Depan

Pesawat udara tanpa awak tersebut dikembangkan bersama dalam suatu konsorsium nasional yang melibatkan Kementerian Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), BPPT, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Institut Teknologi Bandung, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN.

BPPT ditunjuk sebagai koordinator Prioritas Riset Nasional (PRN) PUNA Elang Hitam sesuai dengan Peraturan Menteri Ristekdikti Nomor 38 Tahun 2019.

Tujuan akhir dari Konsorsium PUNA Elang Hitam yakni mengakomodir kebutuhan alat utama sistem senjata (Alutsista) TNI khususnya drone jenis kombatan yang sekelas dengan drone canggih milik Turki (AnKA), Amerika Serikat (Predator), dan Israel (Heron).

Penguasaan teknologi PUNA Elang Hitam dapat menjadi sarana bagi kemajuan teknologi pertahanan nasional yang secara bertahap dapat membangun kemandirian teknologi sub-sistem PUNA jenis MALE oleh anggota konsorsium.

Hal tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan produk drone MALE kombatan yang dapat diterima TNI AU sesuai persyaratan operasi dan spesifikasi teknis yang dituangkan ke dalam system requirement document (SRD), demikian Hammam Riza. [Antara]

Baca Juga: Harteknas ke-26, Jokowi ke BRIN: Cari Cara-cara Cerdas untuk Akuisisi Teknologi Murah

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI