Suara.com - Krisis energi Jupiter yang misterius telah membingungkan para ilmuwan selama 50 tahun. Namun, dalam penelitian terbaru, para ahli tampak telah menemukan penyebabnya.
Planet terbesar di tata surya telah lama dikenal sangat hangat, meskipun jaraknya sangat jauh dari Matahari.
Seharusnya, atmosfer atas Jupiter dingin karena hanya terkena sedikit sinar Matahari dan para ahli memperkirakan suhunya sekitar minus (-) 73 derajat Celcius.
Namun ternyata, suhu rata-rata di atmosfer atas Jupiter adalah 426 derajat Celcius, hampir sama panasnya dengan permukaan Venus.
Selama beberapa dekade, para astronom telah memperdebatkan apa yang menyebabkan krisis energi ini.
Dalam penelitian terbaru, para ahli menemukan bahwa aurora yang intens di planet raksasa tersebut dan didorong oleh medan magnet yang kuat dapat menjadi penyebab suhu Jupiter melonjak.
![Energi Jupiter. [NASA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/08/10/60918-energi-jupiter.jpg)
Aurora adalah fenomena umum di tata surya dan dapat terjadi di planet yang memiliki medan magnet besar, seperti Bumi dan Jupiter.
Aurora terjadi ketika partikel bermuatan listrik terperangkap dalam medan magnet dan berputar ke arah kutub.
Dalam perjalanan ke kutub, partikel menyerang atom dan molekul di atmosfer, sehingga menghasilkan cahaya.
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Penyebab Peredupan Misterius Bintang Raksasa Betelgeuse
Para ilmuwan menggunakan data dari pengamatan baru yang dilakukan pesawat luar angkasa Juno NASA untuk mencapai kesimpulan ini.