Jupiter Alami Krisis Energi Misterius, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya

Selasa, 10 Agustus 2021 | 20:35 WIB
Jupiter Alami Krisis Energi Misterius, Ilmuwan Ungkap Penyebabnya
Energi Jupiter. [NASA]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Krisis energi Jupiter yang misterius telah membingungkan para ilmuwan selama 50 tahun. Namun, dalam penelitian terbaru, para ahli tampak telah menemukan penyebabnya.

Planet terbesar di tata surya telah lama dikenal sangat hangat, meskipun jaraknya sangat jauh dari Matahari.

Seharusnya, atmosfer atas Jupiter dingin karena hanya terkena sedikit sinar Matahari dan para ahli memperkirakan suhunya sekitar minus (-) 73 derajat Celcius.

Namun ternyata, suhu rata-rata di atmosfer atas Jupiter adalah 426 derajat Celcius, hampir sama panasnya dengan permukaan Venus.

Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Penyebab Peredupan Misterius Bintang Raksasa Betelgeuse

Selama beberapa dekade, para astronom telah memperdebatkan apa yang menyebabkan krisis energi ini.

Dalam penelitian terbaru, para ahli menemukan bahwa aurora yang intens di planet raksasa tersebut dan didorong oleh medan magnet yang kuat dapat menjadi penyebab suhu Jupiter melonjak.

Energi Jupiter. [NASA]
Energi Jupiter. [NASA]

Aurora adalah fenomena umum di tata surya dan dapat terjadi di planet yang memiliki medan magnet besar, seperti Bumi dan Jupiter.

Aurora terjadi ketika partikel bermuatan listrik terperangkap dalam medan magnet dan berputar ke arah kutub.

Dalam perjalanan ke kutub, partikel menyerang atom dan molekul di atmosfer, sehingga menghasilkan cahaya.

Baca Juga: 10 Tahun Misi Juno, NASA Peringati Ulang Tahun Wahana Antariksa Jupiter

Para ilmuwan menggunakan data dari pengamatan baru yang dilakukan pesawat luar angkasa Juno NASA untuk mencapai kesimpulan ini.

Titik pandang Juno yang dekat memungkinkan para ilmuwan untuk melacak pemanasan atmosfer Jupiter dengan detail tinggi.

Selain Juni, tim juga menggunakan data dari satelit Hisaki milik JAXA yang melacak medan magnet planet dan teleskop Keck II yang menyediakan peta suhu resolusi tinggi.

Pengamatan Hisaki jangka panjang sejak 2013 juga menunjukkan pentingnya angin Matahari, yang membawa medan magnetnya sendiri ke Jupiter dan kemungkinan meningkatkan aurora.

"Sungguh beruntung kami menangkap peristiwa pelepasan panas yang potensial ini," kata James O'Donoghue, penulis utama penelitian tersebut, dikutip dari Space.com, Selasa (10/8/2021).

Menggunakan spektrograf inframerah-dekat, Keck II juga melacak panas planet dalam dua sesi pengamatan dari molekul hidrogen bermuatan listrik saat bergerak dari kutub Jupiter ke khatulistiwa.

Meski begitu, para ahli menemukan misteri pemanasan lain yang belum terpecahkan.

Planet Jupiter. [Shutterstock]
Planet Jupiter. [Shutterstock]

"Kami juga menemukan daerah pemanasan yang aneh dan terlokalisasi jauh dari aurora. Meskipun kita tidak bisa memastikan apa itu, saya yakin itu adalah gelombang panas yang mengalir ke arah khatulistiwa dari aurora," ucap Tom Stallard, rekan penulis makalah di University of Leicester.

Medan magnet Jupiter jauh lebih kuat daripada Bumi. Angin Jupiter yang kencang juga berperan dalam bagaimana panas dari aurora beredar di sekitar planet ini.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI