Gigabyte Kena Serangan Ransomware, Data 112 GB Dicuri

Senin, 09 Agustus 2021 | 10:49 WIB
Gigabyte Kena Serangan Ransomware, Data 112 GB Dicuri
Gigabyte. [Mandy Cheng/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Produsen dan distributor hardware komputer asal Taiwan, Gigabyte, dilaporkan menjadi target serangan ransomware.

Sekitar 112 GB data perusahaan dicuri hacker dari serangan ini.

Berdasarkan laporan Bleeping Computer, Senin (9/8/2021), serangan ini terjadi pada 3-4 Agustus waktu setempat.

Peristiwa ini memaksa perusahaan untuk mematikan sistemnya di Taiwan.

Baca Juga: IBM Catatkan Pelanggaran Data Cetak Rekor Rugikan Rp 60 Miliar per Insiden

Insiden tersebut juga memengaruhi beberapa situs web, termasuk situs dukungan perusahaan hingga sebagian situs Taiwan.

Pelanggan Gigabyte juga melaporkan adanya masalah saat mengakses dokumen support atau informasi terbaru terkait pengembalian barang (Return Merchandise Authorization).

Ilustrasi uang tebusan diserahkan agar peretas membuka akses komputer yang dikunci oleh ransomware. [Shutterstock]
Ilustrasi uang tebusan diserahkan agar peretas membuka akses komputer yang dikunci oleh ransomware. [Shutterstock]

Gigabyte sendiri telah mengkonfirmasi bahwa mereka memang terkena serangan siber yang memengaruhi sejumlah kecil server.

Setelah mendeteksi adanya aktivitas mencurigakan di server perusahaan, Gigabyte akhirnya memutuskan untuk mematikan sistem IT mereka dan melaporkannya ke penegak hukum.

Diketahui serangan ini berasal dari kelompok RansomEXX yang mencuri data internal perusahaan sebesar 112 GB.

Baca Juga: 5 Artis Pernah Jadi Sasaran Hacker, Instagram Tia Ivanka Diretas Penjual Masker dan Susu

Data ini mencakup komunikasi rahasia dengan Intel, AMD, hingga American Megatrends.

Ssemua itu bisa didapatkan kembali apabila perusahaan mau menebusnya.

Menurut laporan Engadget, Gigabyte tengah menghubungi penegak hukum untuk menangani kasus ini.

Namun, mereka tidak menyebut apakah perusahaan mau membayar uang tebusan.

Ilustrasi pencurian data pribadi. [Shutterstock]
Ilustrasi pencurian data. [Shutterstock]

RansomEXX pertama kali muncul pada 2018 dengan nama Defray.

Pada 2020 mereka mengubah nama dan menargetkan organisasi besar seperti Pemerintah Brazil,

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI