Suara.com - Para ahli menemukan adanya antibodi virus Corona (Covid-19) pada 40 persen populasi rusa di Amerika Serikat.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) menguji 385 rusa berekor putih yang ditemukan di seluruh negara bagian Michigan, Illinois, New York, dan Pennsylvania antara Januari dan Maret 2021.
Hasil menunjukkan adanya deteksi antibodi untuk Covid-19 pada 40 persen populasi. Tiga sampel tambahan dari Januari 2020 juga menunjukkan hasil serupa.
Data dikumpulkan sebagai bagian dari pengawasan rutin yang dijadwalkan departemen terhadap rusa berekor putih.
Baca Juga: Pengertian Tes Covid-19 PCR, Rapid Test Antigen, Antibodi, GeNose, Cara Kerja & Akurasinya
Spesies rusa ini paling banyak ditemukan di Amerika Serikat dengan total sekitar 30 juta ekor.
Dalam laporan terbaru yang tersedia di bioRxiv juga menyebutkan bahwa rusa yang terinfeksi Covid-19 tampaknya tidak menunjukkan gejala.
"Mengingat persentase sampel dalam penelitian ini memiliki antibodi yang dapat dideteksi dan tingginya jumlah rusa berekor putih di seluruh Amerika Serikat serta kontak dekat mereka dengan manusia, kemungkinan rusa di negara bagian lain juga telah terpapar virus ini," kata juru bicara USDA.
Para ilmuwan berhipotesis bahwa infeksi rusa bisa disebabkan oleh manusia karena beberapa aktivitas dapat membuat rusa berhubungan dengan manusia.
Dilansir dari New York Post, Kamis (5/8/2021), ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa rusa menularkan Covid-19 satu sama lain di alam liar.
Baca Juga: Ibu Hamil yang Suntik Vaksin Covid-19 Bisa Menularkan Antibodi ke Bayinya
Sejauh ini, satu-satunya hewan lain yang diketahui terjangkit Covid-19 di alam liar adalah mink.
Para ilmuwan sebelumnya juga telah mendeteksi virus Corona pada sejumlah hewan, seperti kucing, anjing, berang-berang, singa, harimau, macan tutul, dan gorila yang hidup di penangkaran.
Ada kekhawatiran bahwa hewan liar dapat menjadi "waduk" virus yang sedang berkembang dan berpotensi merusak upaya kesehatan masyarakat untuk mengendalikan virus pada manusia.
Namun, menurut USDA, risiko hewan menyebarkan Covid-19 ke manusia dianggap rendah.
Sampai saat ini, tidak ada bukti bahwa manusia dapat terinfeksi melalui konsumsi daging yang terkontaminasi.
"Melihat hal ini, pemburu harus menerapkan kebersihan yang baik dan mengenakan masker saat menangani serta memproses tubuh rusa yang mati," kata Dr. Srinand Sreevatsan, profesor kedokteran hewan di Michigan State University.
Meskipun masih ada kemungkinan risiko penularan pernapasan antara manusia dan hewan, tetapi rusa liar lebih mudah dihindari.