Suara.com - Para ahli melakukan uji klinis untuk menentukan kapan waktu terbaik memberi vaksin kedua Covid-19 kepada perempuan hamil.
Sebagian besar orang diminta untuk memberi jarak setidaknya delapan minggu antara vaksin pertama dan kedua.
Lewat uji klinis tersebut, para peneliti akan menganalisis apakah praktik itu merupakan opsi terbaik untuk ibu hamil atau tidak.
Langkah ini dilakukan setelah Universitas Oxford menerbitkan data baru yang menunjukkan bahwa 99 persen perempuan hamil yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 belum divaksinasi.
Baca Juga: Telat Vaksin Covid-19 Dosis Kedua? Ini Efeknya
Studi juga menunjukkan bahwa perempuan hamil lebih berpotensi mengembangkan gejala serius akibat Covid-19.
Uji klinis resmi akan melibatkan lebih dari 600 perempuan hamil yang divaksinasi dengan vaksin Pfizer atau Moderna.
Para perempuan hamil itu akan dipantau secara ketat oleh tim profesional kesehatan selama kehamilan dan setelah kelahiran.
"Saat ini tidak ada masalah keamanan terkait dengan perempuan hamil yang mendapatkan vaksin Covid-19. Kami berharap ini akan memberi ibu hamil dan orang-orang yang merawat mereka data kualitas tinggi tentang vaksin ini," tulis para peneliti.
Kepala bidan Inggris juga telah menulis surat kepada dokter dan sesama bidan untuk mendorong para ibu hamil mendapatkan vaksin.
Baca Juga: Catat! Ini Jenis Vaksin Covid-19 Ibu Hamil yang Direkomendasikan
Hampir 52.000 perempuan hamil di Inggris telah divaksinasi hingga saat ini dan tidak ada masalah kesehatan yang dilaporkan.
Uji klinis tersebut menelan dana pemerintah 7,5 juta poundsterling dan dipimpin oleh St George, University of London.
Meski begitu, menurut Paul Heath, kepala peneliti dan profesor penyakit menular pediatrik di St George's, cakupan vaksinasi pada perempuan hamil saat ini rendah dan kurang dari sepertiga.
"Saya menduga salah satu alasannya adalah mereka tidak merasa cukup percaya diri tentang vaksinasi. Mungkin berpartisipasi dalam uji coba akan memberi mereka kepercayaan diri itu," kata Heath, dikutip dari Independent, Rabu (4/8/2021).
Heath juga menambahkan bahwa pelajaran yang bisa diambil dari pandemi ini adalah perlunya menyertakan perempuan hamil dalam uji coba vaksin pada tahap awal.
Para perempuan di Inggris yang berusia 18 hingga 44 tahun akan direkrut dari sekitar 15 lokasi, jika usia kehamilan telah memasuki 13 hingga 34 minggu pada saat vaksinasi.
Ibu hamil akan secara acak menerima salah satu vaksin, baik pada jeda dosis empat hingga enam minggu atau delapan hingga 12 minggu.
Hasil percobaan pertama yang melibatkan efek samping setelah dosis pertama harus tersedia menjelang akhir tahun ini, sementara hasil respon imun diharapkan pada kuartal pertama tahun depan.
Uji klinis yang didukung pemerintah ini akan memberikan lebih banyak data tentang bagaimana para ahli medis dapat melindungi perempuan hamil dan bayi dengan cara terbaik.
Para ilmuwan juga dapat menggunakan hasil bukti untuk menginformasikan program vaksinasi di masa depan.