Suara.com - Microsoft bergabung dengan daftar perusahaan yang mewajibkan para karyawannya untuk divaksinasi Covid-19.
Perusahaan teknologi itu mengatakan bahwa karyawan, vendor, dan tamu yang memasuki gedung Microsoft (MSFT) di Amerika Serikat (AS), akan diminta untuk menunjukkan bukti vaksinasi mulai September mendatang.
"Seperti yang telah kami lakukan sejak awal pandemi, kami terus melacak perkembangan baru dan menyesuaikan rencana kami dengan perkembangan situasi saat ini, dengan menjaga kesehatan dan keselamatan karyawan," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan yang berbasis di Redmond, Washington juga mendorong pembukaan kembali penuh kantornya di AS menjadi tidak lebih awal dari 4 Oktober.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Warga Belum Vaksin Kurangi Kontak dengan Hewan Peliharaan
Kantor di AS sebelumnya diharapkan dibuka sepenuhnya pada 7 September, dilansir dari CNN, Rabu (4/8/2021).
Orang tua yang bekerja dengan anak-anak serta pengasuhnya juga telah menerima vaksin.
Namun, buat mereka yang mengalami imunosupresi akan dapat bekerja dari rumah hingga Januari.
Perusahaan ini memiliki lebih dari 180.000 karyawan global, dengan sekitar 100.000 di AS.
Peningkatan kasus Covid-19 belakangan ini akibat merebaknya varian Delta, membuat banyak perusahaan memikirkan kembali rencana pembukaan kembali mereka.
Baca Juga: Mudah dan Cepat, Ini Cara Mengatur Margin Skripsi di Word
Pekan lalu, raksasa Silicon Valley Facebook (FB) dan Google (GOOG) mengatakan mereka akan mewajibkan karyawan yang kembali ke kantor mereka untuk divaksinasi.
Microsoft mengatakan karyawan dengan kondisi medis atau alasan lain yang dilindungi untuk tidak divaksinasi bisa mendapatkan akomodasi.
Rencana kerja fleksibel Microsoft memungkinkan sebagian besar karyawan bekerja dari jarak jauh hingga 50 persen dari waktu tanpa persetujuan manajer.
CEO Satya Nadella mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CNN Business pekan lalu bahwa perusahaan akan terus meninjau data dan mengevaluasi kebijakan kembali bekerja.
"Jadi salah satu hal lain yang saya juga ingin kita menjadi sangat data-driven versus dogmatis dalam setiap kebijakan yang kita buat. Tidak hanya dalam hal pembukaan, tetapi hingga tahun depan," ujarnya.