Suara.com - Para ilmuwan menemukan salah satu bunglon paling langka di dunia, yang sempat dikhawatirkan punah sejak penemuan pertamanya pada 1990-an karena deforestasi besar-besaran.
Tim peneliti menemukan populasi bunglon kerdil Chapman (Rhampholeon chapmanorum) yang bertahan hidup di petak-petak kecil hutan hujan di Malawi selatan, Afrika tenggara.
Tim ahli dari Institut Keanekaragaman Hayati Nasional Afrika Selatan (SANBI) dan Museum Malawi pertama kali melihat bunglon tersebut di tepi hutan pada 2016.
Namun, baru kini para ilmuwan mempublikasikan temuannya dalam jurnal Oryx—The International Journal of Conservation pada 2 Agustus.
Baca Juga: Gunung Berapi Bawah Laut Baru Ditemukan, Diberi Nama dari The Lord of the Rings
Bunglon kerdil Chapman hanya tumbuh sepanjang 5,5 sentimeter dan berjalan di tanah hutan. Hewan itu menyamarkan diri dengan mencocokkan pola daun mati.
Bunglon tersebut pertama kali ditemukan pada 1992 di Perbukitan Malawi dan dilepaskan ke hutan terpisah sejauh 95 kilometer, dekat Mikundi untuk meningkatkan peluang hewan itu bertahan hidup.
Tim membandingkan citra satelit modern dari hutan Perbukitan Malawi dengan citra yang diambil pada 1980-an. Diperkirakan, hutan telah berkurang hingga 80 persen.
Para peneliti mengidentifikasi daerah di mana bunglon masih bisa hidup dan mensurvei hewan tersebut dengan berjalan di sepanjang jalur hutan di malam hari menggunakan obor.
Tim menemukan 17 bunglon dewasa di dua petak hutan di Perbukitan Malawi dan 21 bunglon dewasa serta 11 remaja di satu petak hutan dekat Mikundi.
Baca Juga: Pertama Kali, Ilmuwan Jepang Ciptakan Marsupial Hasil Rekayasa Genetika
Dikutip dari Live Science, Selasa (3/8/2021), sampel jaringan kecil pada ekor beberapa bunglon diambil dan tim menganalisis DNA bunglon.
Urutan genetik bunglon dari tiga petak hutan sangat berbeda.
Ini menunjukkan bahwa bunglon menjadi terisolasi di petak hutan dan tidak dapat melakukan perjalanan di antara petak hutan untuk berkembang biak dan berbagi gen.
"Hilangnya hutan membutuhkan perhatian sebelum spesies ini punah. Tindakan konservasi yang mendesak diperlukan, termasuk menghentikan perusakan hutan dan pemulihan habitat," kata Krystal Tolley, ahli herpetologi dari SANBI.
Sebagian besar hutan Perbukitan Malawi telah ditebang dan diubah menjadi pertanian.
Tim ahli menyerukan rencana aksi yang komprehensif untuk melestarikan bunglon yang terancam punah.